BatamNow.com – Mulyadi Rahmanda (20), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang yang hendak ke Batam itu sudah 8 hari hilang kontak. Mulyadi rencananya pulang ke Batam pada Kamis (07/10/2021) lalu dan masih berkomunikasi dengan keluarga di pagi esok harinya.
Informasi yang diterima pihak keluarga dari kepolisian pada Rabu (13/10), posisi terakhir Mulyadi di Alue Panti, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Ini berdasarkan pelacakan handphone milik Mulyadi.
Ibu Mulyadi, Linda Kristianti (46) mengatakan bahwa anak kedua dari 4 bersaudara itu supel dalam bergaul. Linda ditemui awak media ini di kediamannya di Bengkong Palapa Swadaya. Saat itu ia ditemani Ermawati (54) yang adalah tetangganya.
“Orangnya bergaul gampang berteman dan gampang percaya saja sama orang,” ujar Linda kepada BatamNow.com, Sabtu (16/10).
“Dari kecil saya sudah dekat dengan Mulyadi sampai dia kuliah di Padang saya tahu betul karena ibunya sudah seperti adik saya. Mulyadi ini gampang percaya sama orang. Dia tidak pernah macam-macam dan orangnya pengalah,” Ermawati menimpali.
Beberapa hari sebelum jadwal penerbangan ke Batam, Linda mengatakan bahwa Mulyadi sempat meneleponnya dan mengatakan persaaannya tidak enak
Linda pun menanyakan apakah anaknya itu sedang ada masalah, namun Mulyadi menjawab tidak ada. Linda mengingatkan Mulyadi agar tetap istigfar.
“Selama ini dia tiap hari selalu video call dengan saya. Ini sudah satu minggu nggak pernah lagi,” kenang Linda sembari menahan air matanya.
Sambil menyeka air matanya Linda mengatakan bahwa suaminya, Kamaruddin telah berangkat ke Padang pada Jumat (15/10) kemarin.
“Ke sana untuk meminta kepolisian membuka CCTV di bandara untuk melihat terakhir dia sama siapa,” jelas Linda.
Dijelaskan ibunya, Mulyadi kini semester 3 Jurusan Studi Agama Fakultas Ushuluddin di UIN IB Padang. Di sana, Mulyadi tinggal di kediaman neneknya di Paninjauan.
Linda katakan, anaknya itu sudah 2 kali pulang ke Batam pada tahun 2020 dan belum pernah di tahun ini.
“Dia masuk kuliah pas awal pandemi Covid-19. Pertama pulang ke Batam bulan April 2020. Kedua di September 2020 lalu berangkat ke Padang Januari 2021,” ujarnya dengan nada sedih.
Gagal Berangkat Karena Tidak RT-PCR
Sebelumnya, Linda menjelaskan bahwa Mulyadi rencananya ke Batam dengan penerbangan Lion Air pukul 10.00 dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang.
Namun ketika sampai di bandara itu, Mulyadi gagal berangkat karena hanya membawa hasil tes Antigen, semestinya RT-PCR karena ia baru menerima 1 dosis vaksin Covid-19.
Ia meninggalkan bandara lalu pergi ke rumah temannya di Batang Anai. Di sana, Kamis (07/10) sekitar pukul 19.30, Mulyadi masih sempat melakukan video call dengan ibu dan kakaknya. Ia meminta dikirimkan uang Rp 500 ribu sebagai biaya RT PCR untuk persiapan berangkat esok harinya.
Namun, setelah hari itu Mulyadi tidak bisa dihubungi lagi. Rabu (13/10), pihak keluarga pun membuat Laporan Polisi (LP) di Polsek Bandara Internasional Minangkabau. (Hendra)