BatamNow.com, Jakarta – Sebanyak tujuh roket diluncurkan dengan target pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di utara Baghdad, Irak. Namun ketujuh roket tersebut tidak berhasil mengenai area vital di pangkalan itu. Lima roket dikabarkan jatuh di desa di wilayah Diyala, yang merupakan provinsi tetangga dari pangkalan itu.
Meski begitu, belum dilaporkan adanya korban jiwa atau kerusakan. Belum ada juga pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dilansir CNBCIndonesia.com, insiden yang terjadi pada Senin (15/03/2021) lalu ini menjadi serangan terbaru dari serangkaian serangan yang secara rutin dialamatkan AS pada faksi-faksi terkait Iran. Tercatat ada beberapa serangan serupa dalam beberapa pekan terakhir yang menargetkan lokasi pasukan AS.
Pada 3 Maret, seorang sub-kontraktor Amerika tewas dalam serangan serupa terhadap pangkalan udara lain, Ain Al-Assad, di gurun barat Irak. Itu terjadi beberapa hari setelah AS membom sebuah depot perbatasan di negara tetangga Suriah, yang diyakini Pentagon digunakan milisi pro Iran.
Presiden AS Joe Biden menggambarkan serangan 25 Februari itu sebagai peringatan bagi Iran. Bahkan Washington siap berhadapan dengan siapapun, termasuk pihak Teheran, untuk melindungi kepentingan mereka di wilayah itu.
“Apa yang mereka [Iran] harus ambil dari ini, sekali lagi, adalah bahwa kami akan mempertahankan pasukan kami dan tanggapan kami akan bijaksana. Ini akan sesuai,” ucap Menteri Pertahanan Lloyd Austin. “Kami berharap mereka akan memilih untuk melakukan hal yang benar.”
Sebelumnya, beberapa faksi-faksi kecil mulai muncul di Irak. Tahun lalu kelompok seperti itu pasti mengklaim serangan roket yang muncul.
Pejabat keamanan AS dan Irak mengatakan bahwa mereka yakin faksi-faksi kecil ini adalah kelompok garis depan dan mewakili faksi pro-Iran terkemuka. Termasuk Kataeb Hezbollah dan Asaib Ahl al-Haq.
Kelompok tersebut diketahui sangat menentang koalisi pimpinan AS yang ditempatkan di Irak sejak 2014. AS sebelumnya menempatkan pasukan untuk membantu lokal memukul balik kelompok ISIS.(*)