BatamNow.com – Hujan dalam dua jam saja membuat sebagian kawasan elite The Central Residence Sukajadi RT 01 terendam banjir, Sabtu (17/04/2021). Sebanyak sekitar 83 rumah di sana terdampak.
Pantauan BatamNow.com, Sabtu (17/04) siang sekitar pukul 13.20 kedalaman air tertinggi adalah sekitar 30 cm dan genangannya sudah mencapai teras rumah.
Ketua RW 05, Ris Susanto dan Sekretaris RW, Jo menyampaikan banjir di RT 01 ini telah terjadi sejak tahun 2015.
“Terjadi berulang-ulang setiap hujan deras. Padahal hujan hari ini belum tergolong deras,” ujar Ris Susanto.
“Ini dari tahun 2015, seperti ini,” sambung Jo.
Jo membeber penyebab banjir di sana adalah karena ditutupnya saluran pembuangan di belakang komplek perumahan itu oleh pihak pengembang di sana.
“Yang ratain, pihak pengembang sebelah lah. Sekarang sudah tidak ada lagi. Jadi aliran air mandek di sini,” jelasnya.
Dikatakan Jo, perangkat RT telah berupaya beberapa kali melakukan audiensi dengan BP Batam, bertemu dengan developer juga mengundang lurah ke lokasi yang terkena banjir.
Salah satu poin dari berita acara audiensi dengan BP Batam itu berbunyi, “Lokasi PT MahkotaSatelite yang ditimbun oleh PT Adhya Mitra Bangun Sarana segera untuk dikembalikan pada kondisi semula yang dapat mengalirkan air ke saluran outlet utama di depan Perumahan The Central Residence Sukajadi.”
Kemudian, pihak RW pun mendapatkan kabar bahwa BP Batam akan mengirim ekskavator untuk membuka saluran pembuangan/ parit yang sediakala ada di belakang perumahan itu.
“Pernah dijanjikan dari BP mau kirim ekskavator, cuma tidak ada,” ucapnya.
Yang menjadi kekhawatiran perangkat RT dan RW di sana adalah, hub listrik (grounding kabel) rumah di sana berada di posisi bawah, dekat dengan genangan air. Selain itu, panel listrik yang mengatur aliran listrik di perumahan itu pun berada di bawah hampir terendam air.
“Itu kena begitu, nggak geli-geli itu,” ucapnya.
Rahmad, Sekretaris RT di sana, mengatakan ada satu lagi saluran pembuangan selain yang ditutup pada tahun 2015 itu. Namun posisinya lebih tinggi dari lokasi yang terendam banjir.
“Di sana gorong-gorongnya lebih tinggi. Nggak kuat mendorong ke sana,” ucap Rahmad.
Jo menjelaskan, banjir biasanya surut dalam waktu 3-4 jam dengan catatan hujan telah berhenti total.
“Ya menunggu air mengendap ke tanah akibatnya aspal juga jadi pecah-pecah,” ujarnya.
Ris Susanto mengharapkan solusi dari para stakeholder terhadap masalah yang telah berulang menimpa warganya itu.
“Ada solusi dong, jangan begini terus. Kita sudah dari 2015 begini terus,” ujar Ris.
“Nama developer kan besar. Lagi ngembangin di mana-mana, masak begini,” ujar Ris dan Jo mengungkapkan kekecewaannya.(*)