Oleh: Tim News Room BatamNow.com
Pengelolaan air minum di DKI Jakarta bermasalah.
Pelayanan ke pelanggan pun tak maksimal, dan kondisi itu bisa dibilang mirip dengan di Batam.
Soal itulah yang kini sedang heboh!
Pengelolaan air minum di DKI: PAM Jaya bermitra dengan PT Aetra Air Jakarta. Perusahaan swasta ini se-“kakek” dengan PT Moya Indonesia.
Pelanggaran atau kasus yang terjadi di DKI, memang agak ekstrem.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menengarai ada potensi kecurangan yang dilakukan pihak Aetra. Itu dapat menimbulkan kerugian negara, dalam proses pelayanan air di DKI.
Di Batam pun Kepala BP Batam Muhammad Rudi, mengakui pelayanan air minum ke masyarakat: tak maksimal belakangan ini.
Kembali ke DKI. “Kebocoran-kebocoran” itu pada lingkup penyaluran air oleh mitra ke pelanggan.
Efektifnya, pelanggan hanya mendapat suplai air 57,46 persen.
Sementata PAM Jaya berkewajiban membayar harga 100 persen pada PT Aetra sebagai mitra.
Di Batam, sesungguhnya bukan hanya Wali Kota Batam itu yang membeber pelayanan PT Moya Indonesia tak maksimal.
Komisi I DPRD Batam juga sudah sejak lama menyesalkan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam (BP Batam-PT Moya Indonesia) yang dinilai bermasalah.
Sehingga tensi para anggota legislatif itu sempat meninggi, lalu mereka berang.
Saking berangnya, pengelola SPAM nyaris di-Pansus-kan.
Sudah beberapa kali digiring ke Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU).
Di gedung legislatif Batam itu, BP Batam dan PT Moya Indonesia sebagai pengelola SPAM, habis dicecar.
Heboh juga.
Tapi, ending dari kontrol legislatif itu tak jelas alias gelap.
Wakil Ketua BPKN Minta Diaudit
Sederet masalah yang mencuat di pusaran pelayanan SPAM Batam. Ada pipa-pipa bocor, berbagai tagihan membengkak yang sampai memusingkan kepala pelanggan.
Juga soal hak sebagian konsumen atas kontinuitas air selama 24 jam. Ini jauh dari jaminan negara.
Soal ada pipa-pipa bocor, antara Batam dengan DKI, nyaris sama.
Dapat dimaklumi, diprediksi sekitar 30 persen jaringan perpipaan air minum di Batam rentan trouble. Itu satu hal.
Itu tak terelakkan karena menyangkut useful life aset. Diprediksi pipa-pipa air minum di Batam banyak menua, sejak puluhan tahun lalu. Sehingga terjadi trouble, semisal pipa bocor.
Menggunakan akal sehatnya di sana.
Jadi kalau terjadi trouble di lapangan lalu terpublikasi, mestinya tak perlu pengelola seakan kebakaran jenggot.
Itu mungkin salah satu penyebab, sehingga masalah pelayanan yang menjengkelkan dan merugikan pelanggan di Batam, tak berujung.
Bahkan bisa akan berketerusan karena useful life itu, apalagi bila pengelola tak mau ngucurkan modal.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan pengelola SPAM tak mungkin mau mengeluarkan uang banyak, apalagi posisi PT Moya Indonesia masih operator transisi 9 bulan.
Jadi bila merujuk ke pernyataan Rudi, asumsinya jangan berharap pelayanan SPAM di Batam akan baik, paling tidak, selama transisi.
Atas beberapa temuan masalah di DKI, KPK pun membuat satu keputusan bersejarah dan represif.
Lembaga antirasuah itu merekomendasikan ke PAM Jaya untuk tidak memperpanjang kontrak kerja sama dengan PT Aetra.
Lalu bagaimana di Batam?
Tampaknya, KPK belum menyelusup ke pusaran air minum di sini.
Namun Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Dr Rolas Sitinjak SH MH sudah mulai bersuara soal pelayanan SPAM di Batam.
Dia sudah meminta, agar KPK menurunkan tim audit ke Batam bila terdapat masalah-masalah pelayanan air minum di sini.(*)
Besaran Tagihan Bulanan terus menunjukkan trend kenaikan…dulu2 beberapa bulan.lalu..hanya 200++… Baca Selengkapnya
👍👍👍
lihat saja nanti SPAM Moya berapa yang dibayarkan ke kas… Baca Selengkapnya
Lucu beritanya kyk bersponsor gitu