BatamNow.com, Jakarta – Isolasi mandiri pada anak yang positif Covid-19 bisa jadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Selain harus memantau setiap gejala yang dialami anak, ibu atau pengasuh harus tetap waspada dari penularan Covid-19.
Dilansir CNNIndonesia.com, kontak antara orang tua dengan anak bisa jadi tak terhindarkan sehingga risiko penularan Covid-19 semakin tinggi. Padahal, anak tak bisa melakukan isolasi mandiri sendirian tanpa pemantauan dari orang tua.
Dokter spesialis anak konsultan di RSUP Persahabatan, Fauzi Mahfuzh mengatakan, orang tua harus paham betul risiko kemungkinan terpapar Covid-19 saat mengasuh anak yang positif Covid-19. Dengan memahami risiko tersebut, orang tua diharapkan akan lebih waspada dengan titik lengah penularan Covid-19.
Fauzi menjelaskan titik lengah penularan Covid-19 seperti saat makan bersama, berinteraksi dengan anak, hingga kemungkinan paparan Covid-19 melalui benda bekas pakai seperti baju atau alat makan.
“Ada titik lengah ini yang perlu diwaspadai oleh orang tua saat merawat anak positif Covid-19,” kata Fauzi.
Meski ada kemungkinan risiko penularan, ia juga menegaskan bahwa isolasi mandiri pada anak memerlukan bantuan orang tua karena anak belum bisa melaporkan gejala-gejala Covid-19 yang dialami dengan benar.
“Orang tua harus rajin mengukur suhu pagi dan sore hari, mengukur saturasi oksigen, memantau frekuensi pernapasannya, dan memberikan nutrisi yang tepat pada makanan anak,” kata Fauzi.
Anak usia sekolah yang sudah lebih mandiri mungkin bisa mengerti dan tak perlu melakukan isolasi mandiri dalam satu ruangan bersama orang tua. Namun anak usia balita, harus mendapat pengawasan khusus dari orang tua.
Jika Harus Merawat Balita yang Terinfeksi Covid-19
Pada beberapa kondisi, anak ibu, ayah, atau pengasuh mungkin harus berada dalam satu ruangan dengan sang anak. Jika demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar orang tua lebih terlindungi dari penularan Covid-19.
– Sebisa mungkin kurangi kontak langsung dengan anak
Fauzi mengatakan, saat mengasuh anak yang positif Covid-19, maka sebisa mungkin kurangi kontak langsung dengan anak. Jika harus berkontak, maka selalu gunakan double mask dengan masker medis di bagian dalam dan masker kain di bagian luar.
Anak juga harus memakai masker ketika di dalam rumah. Anak berusia di bawah tiga tahun yang tidak memungkinkan menggunakan masker boleh tidak menggunakan masker.
“Selalu jaga jarak minimal dua meter ketika akan berkontak dengan anak, menggunakan etika batuk, dan memantau gejala anak,” kata Fauzi.
– Memisahkan kamar, peralatan makan, dan peralatan mandi
Isolasi mandiri, baik pada anak, remaja atau dewasa harus mematuhi protokol kesehatan. Saat isolasi mandiri, pisahkan kamar orang yang terinfeksi Covid-19 dan orang yang sehat, tidak menggunakan peralatan makan bersama, dan tidak menggunakan peralatan mandi bersama.
Pada anak yang positif Covid-19, bedakan peralatan makan anak dan anggota keluarga lainnya. Jika makanan atau minuman anak tidak habis, maka jangan menghabiskan makanan tersebut.
“Jangan makan makanan sisa anak yang sedang positif Covid-19,” kata dokter spesialis anak di RSUP Persahabatan, Jully Neily Kasie.
– Orang tua atau pengasuh harus sehat
Mengasuh anak positif Covid-19 membuat orang tua harus selalu siaga dengan kondisi anak. Tapi orang tua juga harus selalu sehat dan fit ketika mengasuh, terutama pada anak di bawah lima tahun yang kemungkinan sering berkontak dengan orang tua.
“Pengasuh harus sehat, menjaga daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi dan suplemen bila diperlukan,” kata Jully.
Idealnya, pengasuh anak yang positif Covid-19 bukanlah orang berisiko Covid-19. Lansia, orang dengan komorbid, dan orang dengan autoimun sebaiknya tidak mengasuh anak yang positif Covid-19.
– Jika bayi positif Covid-19
Jully mengatakan, jika anak yang terinfeksi Covid-19 masih berusia bayi maka bisa dilakukan isolasi mandiri bersama anak dalam satu ruangan. Pastikan ibu dalam keadaan sehat dan bugar agar tidak ikut tertular.
Ibu juga harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker rangkap, dan menjaga jarak minimal dua meter saat tidak berinteraksi dengan bayi.
“Ibu juga boleh memberikan ASI eksklusif dengan tetap disiplin protokol kesehatan,” kata Jully.
Selain itu, selama 14 hari isolasi mandiri, ibu harus memeriksa perkembangan dan gejala Covid-19 yang dialami oleh sang buah hati. Jika muncul gejala demam tinggi, sesak napas, tidak mau menyusui, atau bayi memuntahkan susu, maka bayi harus mendapat penanganan di rumah sakit.
Orang tua yang merawat anak positif Covid-19 juga harus mewaspadai tanda bahaya perburukan. Segera bawa anak ke rumah sakit jika muncul gejala seperti anak tidak aktif, diare, muntah terus menerus, enggan makan, sesak napas, saturasi oksigen di bawah 93, dan hilang kesadaran.(*)