BatamNow.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Kota Batam Achyar Arfan mengungkapkan bahwa selama pandemi Covid-19 ini, market penjualan rumah murah di Kota Batam masih lancar. Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa penjualan secara keseluruhan mengalami penurunan.
“Tentu seperti bisnis lain, banyak pengurangan dari segi pendapatan dan penjualan. Tapi dari segi segmen/ market untuk rumah yang murah apalagi yang subsidi itu masih tetap lancar,” ujar Achyar kepada BatamNow.com, Kamis (26/08/2021).
Ia deskripsikan, menurutnya ia dikategorikan sebagai rumah murah itu adalah yang harganya berada di bawah Rp 300 juta, sedangkan yang subsidi di kisaran Rp 150 juta ke bawah.
Achyar katakan, untuk rumah segmen menengah ke atas para developer masih belum berani untuk membangun unit baru di tengah pandemi Covid-19 ini.
“Yang saya dengar dari teman-teman, yang sudah ada saja di-mantain, yang sudah mulai mencicil dan cash bertahap,” jelasnya.
“Masih tunggu situasi kedepannya bagaimana,” lanjut Achyar.
Soal adanya developer yang ditegur pihak BP Batam dan akan dicabut lahannya karena belum dibangun, Achyar tegaskan kebijakan BP Batam itu tidak pada lahan pengembang yang terkendala pandemi Covid-19.
“Karena mereka itu mungkin sudah 10 tahun atau 15 tahun tidak mau membangun. Zaman orang banyak membangun, dia tak membangun,” jelasnya.
Beberapa bulan lalu, Kepala BP Batam Muhammad Rudi menegur para investor yang memiliki lahan dan terbengkalai tidak dibangun dan berlangsung bertahun-tahun.
“Karena tidak dibangun maka akan ada evaluasi lahan. Kalau evaluasi dia tidak sesuai dengan perjanjian akan dicabut,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Rudi dalam konferensi pers di Gedung Marketing Center BP Batam, Selasa (27/04) mebahas pemberitaan tumpang tindih lahan yang dapat mengganggu iklim investasi.
Rudi katakan, banyak masalah di balik tumpang tindih lahan di Batam dan ini sedari dulu. BP Batam sebagai pemilik lahan berjanji mengupayakan penyelesaian masalah itu.(LL)