BatamNow.com, Jakarta – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut upaya lembaga-lembaga perdamaian dunia dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19 telah gagal. Ia pun mengkritik pendekatan politik Eropa terhadap islamofobia.
Dilansir CNBCIndonesia.com, hal itu disampaikan Erdogan saat menjadi tamu kehormatan dalam 5th TRT World Forum yang akan diselenggarakan pada 19 dan 20 Oktober dengan tema ‘Power and Paradox: Understanding Grand Strategy in the 21st Century’.
“Saya berdoa kepada Allah bahwa Forum Dunia TRT 2021 akan membawa hasil yang baik untuk dunia, wilayah, dan negara kita,” katanya dalam sambutan.
Dalam sesi ini, dia menyebutkan politisi Eropa memanfaatkan kondisi rentannya banyak negara di dunia akibat pandemi Covid-19 untuk meningkatkan kebencian terhadap Islam.
“Politisi Eropa mengeksploitasi permusuhan terhadap Islam dan mengubahnya menjadi rente politik,” kata Erdogan, mengutip Hurriyet Daily News, Rabu (20/10/2021).
Dia menegaskan, konsep negara sosial telah sangat dirugikan akibat pandemi. Sedangkan kesenjangan pendapatan telah tumbuh, permusuhan terhadap Islam dan sentimen anti-imigran kembali melonjak.
“Dari pada menghadapi permusuhan terhadap Islam, yang telah merambah masyarakat seperti sel kanker, politisi Eropa menghitung bagaimana memanfaatkannya, mengubahnya menjadi rente politik, dan memenangkan suara,” lanjutnya.
Erdogan mengutarakan saat ini kekhawatirannya telah berkembang dengan terjadinya hal tersebut. Dia kecewa melihat kesempatan bersejarah, dengan adanya pandemi Covid-19, untuk memastikan perdamaian dan keadilan global telah disia-siakan.
Dunia dinilai tidak dapat memanfaatkan pandemi Covid-19 dengan baik untuk meningkatkan kerja sama dan solidaritas. Dia bahkan menekankan bahwa seluruh dunia adalah satu keluarga besar.
Untuk itu Erdogan mendorong dilakukannya reformasi PBB dan organisasi internasional lainnya untuk mendukung terjadinya perbaikan.
Perbaikan ini diharapkan akan membawa kondisi dunia menjadi lebih adil. Agenda ini sudah disampaikannya bertahun-tahun dengan menyuarakan bahwa dunia lebih besar daripada lima, maksudnya adalah lima negara besar yang menguasai dunia saat ini.
“Kami baru-baru ini membagikan proposal nyata kami tentang hal ini dengan negara kami dan seluruh dunia, menyatakan bahwa ‘dunia yang lebih adil adalah mungkin’,” kata dia.
Dalam agenda itu, Erdogan mengusulkan model baru untuk PBB yang akan memastikan perwakilan yang setara dan menghapus hak veto. Hal itu bahkan sudah disampaikan dalam United Nations General Assembly. (*)