BatamNow.com – Pihak Pertamina hendaklah secepat mungkin menginfokan masyarakat atas dinamika yang berkembang di pusaran BBM.
Hal itu ditegaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Kepri Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi dan Hukum Kinerja Aparatur Negara (LI-TIPIKOR) Panahatan SH, Rabu (20/10/2021) kepada BatamNow.com.
Panahatan yang akrab dipanggil Atan ini menyampaikan bahwa masyarakat seharusnya mendapatkan kepastian informasi atas isu penghentian distribusi BBM jenis Premium dalam waktu dekat.
“Pihak Pertamina harus paham bahwa isu BBM ini strategis dan sensitif. BBM Premium bersubsidi itu hak rakyat. Kasih informasi yang akurat menepis isu liar,” ucap Atan.
Untuk itu dia berharap agar pihak Pertamina secepat mungkin mem-publish guna menghindari kemungkinan terjadinya gaduh. “Infokan secara transparan dan cepat. Media online kan bertebaran sekarang dimana tugas mereka secara sosial melayani publik memasok informasi yang akurat kepada masyarakat tentang apa saja. Jadi cepatlah merespons dan harus transparan,” imbau Atan.
Desakan Atan itu bukan tanpa alasan dimana beberapa hari ini muncul isu akan disetopnya distribusi BBM Premium di Batam (Kepri).
Isu itupun seakan terkonfirmasi dengan tetiba dihentikannya distribusi BBM Premium di salah satu Pom Bensin di daerah Bengkong di Batam.
“Dengan tidak didistribusikan lagi Premium di Pom Bensin itu masyarakat mulai resah. Kok tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya dari pemilik SPBU dan Pertamina?” tanya Atan rada curiga.
Sementara Sales Area Manager Pertamina Kepri, Fachrizal Imaduddin saat dikonfirmasi media ini pada Selasa (19/10), belum secara tegas dan transparan menjawab isu akan penghentian distribusi BBM Premium itu.
Kultur Kerja di BUMN Seakan Sulit Berubah
Senada dengan Atan, Pemerhati Perlindungan Konsumen Nasional di Jakarta, Risky Aryadi malah lebih keras lagi menanggapi.
Menurut Risky, kepastian kebijakan dan info kekinian di seputaran distribusi BBM, harus cepat dan transparan.
“Saya melihat masyarakat seakan terbiarkan bingung sendiri jika muncul masalah distribusi BBM ditengah masyarakat,” ujar Risky kepada BatamNow.com, Rabu (20/10) siang dari Jakarta.
Dia mencontohkan kelangkaan Bio Solar di Sumatera Utara (Sumut) itu. “Mengapa solar sangat langka di Sumut, ke mana BBM subsidi itu tetiba hilang di pasar. Rakyat resah, terkesan tanpa penjelasan dan jawaban pasti dari pihak Pertamina,” tegas Risky.
Selain mempertanyakan minimnya jawaban pasti dari Pertamina atas kejadian di Sumut itu, dia juga mengatakan, “Para direksi dan manajer BUMN ini dimana pun jangan buat lagi Presiden marah. Hadirlah menjawab masyarakat”.
Memang baru-baru ini Presiden Jokowi ketika berbicara di pertemuan dengan para petinggi BUMN itu di Jakarta bernada marah karena mereka dianggap kurang becus merespons Jokowi. Maka banyak direksi BUMN yang diganti. Pertamina satu dari beberapa perusahaan di bawah BUMN.
Sementara menurut Risky, kultur kerja para oknum petinggi BUMN hingga kini seakan sulit berubah. “Coba cek ke lapangan golf di tiap daerah, di saat Presidennya tengah bertungkus lumus memikirkan rakyat, mungkin mereka tengah asyik-asyiknya main golf di lapangan. Ngegolf Itu sudah tradisi di lingkungan BUMN,” kata Risky.
Belum lagi dugaan kebiasaan oknum-oknum manajer Pertamina yang meng-entertain para tamu-tamu penting. “Saya tak menuduh, tapi info yang saya dapat begitu, para oknum manajer di daerah hobi entertainment malam,” ujarnya menduga.
Maka baik Atan maupun Risky meminta pihak Pertamina di Batam (Kepri) harus transparan soal rencana penghentian BBM Premium ini.
Kata mereka berdua, ada indikasi penghentian premium itu cara “MPP” alias Matikan Pelan-pelan dengan cara meyetop distribusi BBM Premium secara perlahan dari satu SPBU ke SPBU lain.
“Padahal menurut info yang saya baca di media ini, stok alokasi Premium dan Bio Solar sampai 31 Desember 2021, masih berlimpah,” ujar Atan. (Baca: Beredar Isu Distribusi BBM Premium Disetop ke Batam. Padahal Hingga Desember 2021, Stok Alokasi Masih Melimpah)
“Silakan kalau memang ada rencana menghentikan BBM Premium itu, tapi dengan cara yang transparan. Infokan terbuka. Jangan coba-coba, karena masyarakat tidak sebodoh yang mereka duga,” tegasnya. (LL/D)