BatamNow.com – Pertamina terus berupaya menyalurkan BBM bersubsidi agar tepat sasaran. Di Kota Batam, langkah itu dimulai dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) Lembayung Negeri di Pulau Setokok.
Per Minggu (24/10/2021), SPBUN bernomor 18.204.070 itu tidak akan menjual BBM jenis Premium lagi, namun Pertalite seharga Premium.
Hal itu disosialisasikan langsung oleh Sales Branch Manager II Wilayah Batam, William Handoko di SPBUN Lembayung Negeri, Pulau Setokok pada Jumat (22/10).
“Mulai hari Minggu tanggal 24 Oktober 2021, Premium tidak ada lagi diganti dengan Pertalite seharga Rp 6.450. Bio Solar tetap dengan harga Rp 5.150,” jelas William kepada para undangan yang hadir.
Dibanderol seharga Premium, Pertalite ini kata William, diharapkan dapat membantu nelayan dan warga pengguna BBM bersubsidi di sana.
Dikonfirmasi terpisah, Sales Area Manager Pertamina Kepri Fachrizal Imaduddin menerangkan fokus dari kebijakan baru itu adalah bagaimana menyalurkan subsidi BBM kepada konsumen perairan secara tepat sasaran.
“Jadi tidak harus ke SPBU tapi cukup ke SPBUN/ SPDN sesuai dengan jenis konsumennya,” ujar Ichal kepada BatamNow.com, Jumat (22/10).
Selanjutnya kata dia, Pertamina juga sedang dalam progres penambahan lembaga penyalur BBM. “Untuk memudahkan konsumen perairan ini dapat layanan,” terangnya.
Pembelian Pertalite Murah Tak Ada Batasan
Sahrul, seorang nelayan yang hadir dalam sosialisasi di Pulau Setokok itu pun menanyakan apakah ada pembatasan dalam pembelian BBM Pertalite murah seharga Premium itu. Seperti sebelumnya yang dibatasi 2 jerigen per minggu.
“Terkadang jatah nelayan dipakai untuk penyeberangan. Sudah mengeluh sama Dinas KP2 [Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian] tapi tak ditanggapi,” jelasnya.
“Tidak ada lagi pembatasan untuk Pertalite. Sesuai hati nurani dan kejujuran dalam pemakaiannya,” jawab William.
Sementara Ringgo, seorang pemilik rekomendasi pembelian BBM Premium dari Dinas Perhubungan, mengingatkan perlunya dibuat aturan internal dari SPBUN sendiri.
William pun menjelaskan terkait hal itu masih akan dibahas. “Akan koordinasi dengan Dinas KP2 terlebih dahulu mengenai rekomendasi. Aturan ditambah dari kuota Premium,” ujarnya.
Seorang nelayan lagi, Jeki menyarankan agar pendistribusian Pertalite seharga Rp 6.450 itu bisa dilakukan secara adil agar terhindar dari masalah baru. Ia khawatir, akan ada yang bermain mengingat harganya yang murah.
“Seperti contoh menjualnya ke pedagang di pinggir jalan untuk diecer. Harus ada batasan rekomendasi dan kontrol yang sesuai,” saran Jeki.
Menanggapi saran Jeki, Ali selaku koordinator lapangan di sana menegaskan terkait rekomendasi pembelian BBM adalah dari Dinas KP2.
“Teman-teman saling menjaga demi keamanan kita bersama, pengisian BBM untuk perhubungan dan perikanan, jangan kita bebankan ke Pertamina,” ucapnya.
“Kalau gara-gara minyak berantem, bila perlu dipagarkan guna antrean. Jangan sempat bermain. Nanti akan kita tindak tegas,” sambung Babinsa 21 Kelurahan Setokok Koramil 02/BB Serda Zulkifli.
Sosialisasi dari Pertamina ini mengundang 30 perwakilan nelayan dan pengguna BBM Premium dari 3 kecamatan yaitu Bulang, Galang dan Sagulung.
Selain itu, hadir juga Direktur SPBUN Indra serta perwakilan Lurah Setokok Muhammad. (R)