Daftar Negara Terjerat dan Gagal Bayar Utang China - BatamNow.com Verifikasi
BatamNow.com
  • Beranda
  • Pilihan Editor
  • Akal Sehat
  • Opini
  • Wawancara
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pilihan Editor
  • Akal Sehat
  • Opini
  • Wawancara
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
No Result
View All Result
BatamNow.com

Daftar Negara Terjerat dan Gagal Bayar Utang China

30/Nov/2021 11:26
Daftar Negara Terjerat dan Gagal Bayar Utang China

Ilustrasi. (F: iStockphoto/ honglouwawa)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke Facebook

BatamNow.com, Jakarta – Uganda dikabarkan gagal bayar utang ke China. Mengutip Reuters, Selasa (30/11/2021), utang yang gagal bayar itu senilai US$ 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun (kurs Rp 14.335 per dolar) ke China.

Dilansir CNNIndonesia.com, akibat gagal bayar Uganda kemungkinan akan kehilangan salah satu bandara internasional karena digunakan untuk melunasi utang. Uganda sendiri telah terjerat utang selama belasan tahun ke China.

Utang digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur termasuk jalan dan pembangkit listrik. Gagal bayar utang Uganda terhadap China itu pun memantik kritik.

Sejumlah negara barat menyebut China memang sengaja menjebak negara miskin dengan utang sehingga tidak mampu membayar.

Lantas, negara miskin mana saja yang telah jatuh ke ‘perangkap utang’ China?

1. Zimbabwe

Zimbabwe dikabarkan memiliki utang senilai US$4 juta atau setara Rp 57,3 miliar. Utang digunakan untuk melawan pemberontakan di negara tetangga, Uganda dan Rwanda.

Presiden Zimbabwe Laurent Kabali menggunakan dana utang itu untuk mengirim pasukan hingga membeli peralatan bersenjata guna memberangus pemberontak.

Namun sayang, akibat utang itu, Zimbabwe harus mengikuti perjanjian China untuk menerima yuan sebagai mata uang di Zimbabwe pada Januari 2016. Ini merupakan konsekuensi atas gagal bayar utang Zimbabwe kepada China.

Diketahui, Zimbabwe memiliki 9 mata uang sebagai alat perdagangan yang sah yakni dolar AS, dolar Australia, rand Afrika Selatan, pula Botswana, euro Eropa, poundsterling Inggris, yen Jepang, yuan China, dan rupee India.

2. Sri Lanka

Mengutip CNN.com, Sri Lanka harus kehilangan dua infrastruktur kebanggannya yakni bandara dan pelabuhan karena harus menyerahkannya ke tangan China.

Nasib nahas itu terjadi pada 2017. SriLanka harus melepas pelabuhannya kepada China karena tidak mampu membayar utang ke China. Sebagai pengingat, China memang menggelontorkan utang US$ 1,5 miliar ke Sri Lanka pada 2010 lalu untuk membangun Pelabuhan Hambantota.

Baca Juga:  Ketua LAM Galang Rahmad Kunjungi dan Serahkan Bantuan ke Korban Kebakaran Pulau Buluh Batam

Pada tahun yang sama, China menggelontorkan dana sebesar US$ 200 juta untuk pembangunan bandara internasional kedua di negeri tersebut. Setelah gagal bayar, akhirnya Sri Lanka harus menyerahkan pelabuhan tersebut dengan kontrak untuk melayani perusahaan China selama 99 tahun.

Selain jerat utang itu, China juga masih memiliki piutang ke Sri Lanka sebesar US$ 272 juta. Piutang digunakan untuk pembangunan jalur kereta api pada 2013. China juga memiliki piutang lebih dari US$ 1 miliar untuk pembangunan Colombo Port City project.

3. Nigeria

Nigeria, negara di Teluk Guinea, memiliki sejumlah utang kepada China. Utang dihimpun untuk pembangunan infrastruktur. Utang tersebut dikabarkan membelenggu Nigeria.

Pasalnya, pemerintah China mensyaratkan pembangunan infrastruktur di negeri tersebut harus menggunakan bahan baku dan buruh kasar asal China.

Padahal, Nigeria merupakan negara produsen minyak bumi terbesar di benua Afrika. Energi fosil tersebut bahkan memberikan 60 persen pemasukan kepada negara dan menopang 90 persen pertukaran mata uang asing di negara tersebut.

“Kami memiliki cadangan gas dan minyak yang sangat besar di Nigeria,” kata KPMG Partner Nigeria di Lagos Adewale Ajayi, dikutip dari CNN.com, Selasa (30/11).

4. Uganda

China dikabarkan telah mengakuisisi kepemilikan Bandara Internasional Entebbe di Uganda. Perjanjian utang Uganda sendiri tidak pernah diumumkan kepada publik, sehingga sulit untuk diketahui.

Walau begitu, pejabat hukum Joel Ssenyonyi sebagai komite penyelidikan parlemen Uganda mengatakan utang tersebut memberikan hak kepada Exim bank, bank pemberi pinjaman, untuk mengatur anggaran tahunan bandara tersebut.

Namun demikian, Kedutaan Besar China di Uganda membantah tuduhan tersebut sebagai tindakan jahat untuk merusak hubungan baik antar kedua negara.

Kedutaan pun mengakui pihaknya tidak pernah mengambil satupun proyek di Afrika sebagai ganti akibat gagal bayar utang.

Uganda sendiri dikabarkan akan menegosiasikan ulang pinjamannya melalui Menteri Keuangan Uganda Matia Kasaija. (*)

Berita Sebelumnya

Perhatian! WHO Beri Peringatan Terbaru soal Omicron

Berita Selanjutnya

Kabid Tikkim Imigrasi Batam: Batam Masih Aman dari Omicron, Kita Tetap Antisipasi

Berita Selanjutnya
Kabid Tikkim Imigrasi Batam: Batam Masih Aman dari Omicron, Kita Tetap Antisipasi

Kabid Tikkim Imigrasi Batam: Batam Masih Aman dari Omicron, Kita Tetap Antisipasi

guest
Recipe Rating




guest
Recipe Rating




0 Komentar
Tanggapan
Lihat semua komentar
iklan PLN
iklan AEC
BatamNow.com

© 2021-2024 BatamNow.com

  • Kode Etik Jurnalistik
  • Peraturan Dewan Pers
  • Redaksi
  • Kontak

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pilihan Editor
  • Akal Sehat
  • Opini
  • Wawancara
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional

© 2021-2024 BatamNow.com

0
0
Berikan komentar andax
()
x
| Reply