BatamNow.com – Ketua DPC Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Batam Osman Hasyim mengungkapkan musabab mahalnya biaya kontainer yang belakangan ini dikeluhkan para pengusaha/ investor.
“Alur pengiriman kontainer itu dari Batam – Jurong – CY [Container Yard] – PSA Singapore, sehingga di Batam cuma 1 kali handling sementara di Singapura 3 kali handling,” ujar Osman ke BatamNow.com, Sabtu (18/12/2021).
Tak pelak, biaya pun membengkak karena setiap kontainer dari Batam dikirim via Singapura.
“Selama ini yang dapat ‘daging’ itu Singapura. Sementara Batam sudah dapatnya ‘tulang’ terus menerus diprotes,” jelasnya.
Diberitakan media ini sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepulauan Riau (Kepri) menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan maksud meminta solusi atas tingginya biaya logistik yang bisa mencapai 300 persen dan langkanya kontainer untuk kegiatan ekspor di provinsi ini.
Menanggapi hal ini, Osman menegaskan tingginya harga pengiriman kontainer dari Batam ke negara tujuan bukan karena mahalnya tarif yang berlaku di Batam.
Biaya Handling Kontainer di Batam Terlalu Murah
Menurut Osman, biaya handling kontainer di Kota Batam sudah tidak sehat. Terlalu murah dibanding pelabuhan yang ada di Singapura maupun di seluruh Indonesia.
“Biaya handling kontainer sebetulnya paling murah di seluruh dunia. Mana ada handling kontainer Rp 500 ribu per TEUS. Sementara di Tanjung Priok saja Rp 1,5 juta,” ungkap Osman.
Implikasinya, lanjut dia, pendapatan BP Batam dari sektor itu sangat minim bahkan tak cukup untuk biaya perawatan dan operasional pelabuhan.
“Untuk diketahui umum bahwa pendapatan BUP [Badan Usaha Pelabuhan] BP Batam hanya Rp 38 miliar pada tahun 2020. Seharusnya berdasarkan kalkulasi dan common practice pengembalian investasi yang ada di pelabuhan Indonesia lainnya bisa Rp 600 miliar dengan jumlah kontainer 400 ribu TEUs pada tahun 2020,” terang Osman.
Untuk itu Osman ingin dilakukan kalkulasi ulang untuk tarif handling kontainer di Batam.
“Dari 2 aspek pertimbangan sebagaimana yang diatur oleh perundangan sudah selayaknya BP Batam meninjau menaikkan tarif handling kontainer,” katanya.
Tujuan menaikkan tarif handling kontainer ini, lanjut Osman, agar sesuai dengan nilai pengembalian investasi dan daya saing.
“Misalkan nilai investasi pelabuhan Rp 10 triliun dengan interest 5% selama 20 tahun break event point. Maka pengembalian modal plus interest Rp 1 triliun per tahun. BP Batam dengan tarif saat ini hanya mendapat Rp 38 miliar saja,” ia mencontohkan. (LL)