BatamNow.com, Jakarta – Amerika Serikat (AS) berencana memberikan otorisasi penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer untuk anak usia di bawah lima tahun (balita) pada beberapa bulan mendatang. Hal ini diungkapkan oleh penasihat medis Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci.
Dilansir CNBCIndonesia.com, Fauci yang juga ahli penyakit menular, mengatakan bahwa urgensi sudah mulai muncul di masyarakat. Meski begitu, ia menyebut belum ada waktu pasti kapan izin ini akan diberikan.
“Harapan saya adalah bahwa itu akan terjadi dalam bulan depan atau lebih dan tidak lebih dari itu, tetapi saya tidak dapat menjamin itu,” kata Fauci selama wawancara dikutip CNBC International, Rabu (19/01/2022).
Fauci mengatakan anak-anak yang lebih muda kemungkinan akan membutuhkan tiga dosis. Pasalnya, dua suntikan tidak menginduksi respons imun yang memadai pada anak berusia 2 hingga 4 tahun dalam uji klinis Pfizer.
Kelompok usia balita merupakan kelompok yang cukup rentan terhadap Covid-19. Pasalnya mereka merupakan satu-satunya kelompok yang belum memenuhi syarat untuk vaksinasi.
Hal ini sendiri terlihat dari angka rawat inap balita yang cukup tinggi di AS. Di mana delapan dari 100 ribu balita Paman Sam dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 pada 8 Januari.
“Sayangnya, kami melihat tingkat rawat inap meningkat untuk anak-anak dari nol hingga empat, anak-anak yang saat ini belum memenuhi syarat untuk vaksinasi Covid-19,” ujar Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Dr. Rochelle Walensky.
Meski begitu, Walensky mengatakan tidak ada indikasi bahwa Covid-19 menyebabkan gejala yang lebih parah pada anak-anak. Bukan hanya Omicron tapi juga Delta.
Saat ini AS sendiri sedang dilanda gelombang kasus Covid-19 yang tinggi. Bahkan Negeri Paman Sam sempat mencatatkan hampir 1,4 juta kasus infeksi Covid-19 dalam sehari.
Varian Omicron disebut-sebut menjadi motor dari gelombang kasus yang sangat meningkat pesat ini. Menurut data terbaru New York Times, AS menjadi negara dengan jumlah infeksi Covid-19 terbanyak di dunia dengan 68,5 juta kasus infeksi dan 858 ribu kematian sejak virus ini muncul di wilayahnya. (*)