Laporan oleh: Erick
BatamNow.com – Pada dasarnya sangat banyak warga Singapura yang senang dengan kabar dibukanya travel bubble ke Batam-Bintan, kata Mr Fred Chan Ex Operation The Ship Hotel at Lagoi Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Tetapi, kata dia, realitasnya travel bubble itu tidak seindah yang ada dibenak mereka karena perjalanan dibatasi dengan berbagai aturan.
Erick wartawan BatamNow.com melaporkan Rabu (16/02/2021) setelah mewawancarai beberapa warga Singapura dengan alasan yang sama.
Misalnya Mr BT yang sering ke Batam sebelum pandemi Covid-19. Dia mengatakan pengin kembali bersenang-senang ke pulau seberang, tapi dibebani dengan berbagai aturan. “Kami menunggu pandemi selesai dulu lah, baru jalan-jalan ke Batam,” ujar pria yang berusia 56 tahun ini.
Kembali ke Mr Fred, “Perdana Menteri kami dan Presiden Jokowi bertemu di Bintan tanggal 25 Januari, sama saja dengan situasi yang lalu tidak ada pengaruh yang great, terkait tourism, seperti statement PM kami terkait sektor tourism semuanya itu tergantung perkembangan situasi Covid.”
Dia katakan, dirinya pribadi ingin berlibur ke Batam-Bintan, apalagi dia mengaku pernah bekerja di Bintan sebagai manager salah satu hotel di resor di sana.
“Saya rindu akan keindahan di sana, namun pergi ke sana dengan sistem travel bubble. Apa urgensinya,” tanyanya.
Sebab, kata dia, ke Batam atau Nongsa hanya seperti menumpang tidur.
“Kami tak bisa bebas keluar resor, tak payahlah pergi ke sana,” ucap dia.
“Coba kita pikir aturan ke sana too much trouble and too much money for a short holiday in Batam-Bintan. Pergi ke sana banyak tes Covid,
cucuk hidung jadi sakit. Hahaha balik ke Singapura pun mesti tes apa itu,” katanya.
Kepada media ini beberapa warga Singapura yang diwawacarai menyampaikan alasan senada, “Selama ada aturan protokol kesehatan, kami tidak happy berlibur. Sebab bagi kami nomor satu adalah keselamatan. Kami semua patuh aturan pemerintah.”
Apalagi sekarang, kata mereka, cari uang susah di Singapura. “Tak ada niat holiday buang uang dengan aturan ektra supermaksimum karena Covid,” ungkapnya.
Mereka jelaskan di Singapura saja Covid kini masih merajalela. Senada mereka sebut pada Selasa kemarin terdapat 19.420 positif baru dan 7 orang meninggal. “Mau ke luar Singapura dengan kondisi ini macam, tak payah lah,” katanya.
Fred pun mengatakan Indonesia boleh buat isu apa saja untuk program tourism tapi minta izin dulu sama “Tuan Covid”.
“Jadi kami di awal, happy dengan opening sector tourism tetapi banyak law procedure, buat apa nak pergi ke sana. Sudah bayar tiket mahal pula,” Fred menambahkan.
“Saya bicara dengan jujur dan saya rindu ke sana tetapi kami harap pada saat normal saja. Di saat tak ada prosedur maksimum seperti sekarang ini,” lanjut Fred.
Dia katakan ini mungkin strategi pemerintah Indonesia dan pelan-pelan masuk ke Batam tanpa prosedur Covid. “Kalau macam ini, boleh kami mau datang,” ucapnya.
“Sekarang cari uang sulit di Singapura, ekonomi tak happy, pergi ke Batam-Bintan buang uang dengan risiko tinggi. Asuransi jiwa berlaku sesaat dan lain lain. Kami tidak ada agenda liburan ke sana,” sebut Fred.
Sementara menurut Ketua Tim Asosiasi Nongsa Sensation, Anddy Fong di Batam banyak warga Singapura yang berencana ke Batam dan Bintan melakukan kontak dengan manajemen resor dan lapangan golf.
Mereka, ujar Andy, dengan banyak pertanyaan kepastian penanganan prokes bagi wisatawan dari Singapura. “Ada yang sudah membooking hotel untuk Maret dan April,” ungkapnya.
Sementara catatan BatamNow.com menyangkut isu visa wisata, Kemenkumhan telah kembali membebaskan warga Singapura dan Malaysia ke Batam dan Bintan.
Menurut Anddy, pada 18 Februari 2022 nanti, feri perdana Singapura (Pelabuhan Tanah Merah) – Batam (Pelabuhan Nongsapura) akan menyeberangkan beberapa wisatawan lewat jalur travel bubble.
Adapun syarat dari Immigration & Checkpoints Authority (ICA) Singapura terkait para wisatawan yang hendak ke Batam dan Nongsa melalui travel bubble adalah:
- Wisatawan harus tinggal selama 14 hari di Singapura sebelum berangkat.
- Melakukan tes PCR sebanyak dua kali dengan hasil negatif, maksimal 72 jam sebelum berangkat serta setelah tiba di Pelabuhan Nongsapura Batam.
- Saat pembelian tiket kapal, membayar asuransi dengan tanggungan Covid-19 minimal SGD 30.000.
- Mengakses PeduliLindungi dan e-HAC setiba di Pelabuhan Nongsapura, Batam.
Sedangkan saat kembali ke Singapura, wisatawan tidak perlu lagi PCR, tetapi cukup negatif tes Antigen sebelum berangkat. Meski demikian, mereka harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama tujuh hari.
Sementara Singapura belum membuka pintu bagi wisatawan lewat laut (dari Pelabuhan Batam-Kepri), kecuali bagi pengunjung dengan tujuan kunjungan singkat karena keluarga di sana ada yang meninggal maupun dalam keadaan kritis.
Singapura baru membuka pintu bagi wisatawan Indonesia dengan Vaccinated Travel Lane (VTL) jalur udara dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang – Changi Singapura. Persyaratannya, pelaku perjalanan telah divaksinasi dosis penuh, menunjukkan bukti vaksinasi yang disetujui antarnegara dan memenuhi syarat riwayat perjalanan dan menggunakan penerbaganan yang telah disepakati. (E)
Batam ada lh rmh saya yng kedua saya menikah dgn… Baca Selengkapnya