BatamNow.com, Jakarta – Meski travel bubble (gelembung perjalanan) Singapura-Batam, Kepulauan Riau (Kepri) telah berjalan sejak 23 Februari 2022, banyak pihak menilai kedatangan turis akan lebih banyak jika skema yang digunakan adalah Vaccinated Travel Lane (VTL) Sea (laut).
Dengan VTL, misalnya di Singapura, pelancong tidak lagi diwajibkan karantina dan dibatasi mobilitasnya jika menggunakan skema perjalanan wisata ini. Sedangkan pada travel bubble, turis dibatasi aktivitasnya hanya di satu kawasan khusus sehingga tak berbaur dengan masyarakat luar.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan belum ada rencana Indonesia menerapkan skema perjalanan VTL.
“Kemungkinan sistem gelembung masih akan diterapkan dalam berbagai kegiatan di Indonesia, termasuk pariwisata,” ujar Wiku ke BatamNow.com di Jakarta, Jumat (25/02/2022).
Dipaparkannya, sistem gelembung merupakan salah satu upaya kehati-hatian pemerintah dalam mengendalikan kegiatan masyarakat ditengah pandemi Covid-19. Sistem itu sudah diterapkan terlebih dahulu di sejumlah negara seperti Jepang dan Thailand.
“Sistem itu menjadi sebuah koridor berjalan yang ditujukan untuk membagi orang yang terlibat dalam kelompok berbeda dan memisahkan orang yang terpapar Covid-19 dengan masyarakat umum, yang disertai dengan pembatasan interaksi sosial,” ujarnya.
Saat ini, travel bubble tidak hanya diterapkan untuk wisata Batam-Bintan-Singapura, tapi juga nantinya pada Presidensi G-20, kompetisi MotorGP di Mandalika, dan berbagai kegiatan lainnya.
“Ke depannya, tidak menutup kemungkinan sistem ‘bubble’ ini akan diterapkan di wilayah maupun jenis aktivitas lainnya di Indonesia. Demi memastikan terpantaunya aktivitas masyarakat dari sektor terkecil, sampai dengan yang terbesar,” tukas Wiku.
Sejauh ini Singapura dinilai cukup berani menerapkan skema VTL, di mana pelancong tidak perlu dikarantina, cukup periksa kesehatan dan menunjukkan surat vaksin. (RN)