BatamNow.com – Kopi O, sebutan khas kopi hitam di Batam yang legendaris hingga di pasar regional itu, kini mulai kalah tenar dengan “Raja Proyek” berinisal O atau disingkat RPO.
Naiknya popularitasnya itu dipicu marak dan tajamnya sorotan media kepada RPO, yang disebut kontraktor “kandung” Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
RPO disinyalir memonopoli “sesukanya” proyek-proyek fisik di sejumlah kantor dinas di sini.
Ditulis beberapa media bahwa RPO menguasai sejumlah proyek fisik lewat Penunjukan Langsung (PL).
Tak dijelaskan media itu secara detail proyek-proyek mana saja yang dikuasai RPO selama ini. Proyek tahun anggaran (TA)kapan. Juga besaran nominal rupiah nilai proyek itu.
Tapi ada media menulis pecahan banyak proyek PL itu termasuk proyek-proyek bongsor di Pemko Batam dengan nilai fantastis.
Syahdan, RPO sebagaimana ditulis, memiliki kedekatan khusus dengan para penguasa penting di Batam. Anda barangkali sudah tahu yang dituding itu.
Parahnya, sebut media itu, beberapa kali jurnalis hendak konfirmasi, RPO selalu menghindar.
Setali tiga uang, Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam Azril Apriansyah juga disebut bungkam kala dikonfirmasi wartawan seputar isu miring ini.
Banyak pihak menuding RPO bahkan bersikap arogan dan merasa “di atas angin” daripada para pejabat teras di lingkungan Pemko Batam.
Pengamat Perkotaan dan Kebijakan Publik Wibisono SH meminta transparansi Pemko Batam dan memberi penjelasan atas isu yang makin merebak ini.
Dia mengatakan keterbukaan Pemko Batam diperlukan atas masalah ini. “Isu ini sudah masuk ranah publik dan semakin menggelinding,” kata dia.
Dia juga menyayangkan Kadis Kominfo atau Humas Pemko Batam yang tak kunjung memberikan klarifikasi soal sorotan media mainstream ini.
“Isu seperti ini perlu klarifikasi dan diluruskan ke publik lewat media, agar nama wali kota dan ring satunya tidak terseret-seret,” ucap Wibisono.
Wibisono tak yakin bahwa di lingkungan Pemko Batam ada mafia atau oligarki menggelayut.
Mafia proyek dan oligarki kekuasaan kini tengah marak menjadi gunjingan nasional kala Kejaksaan Agung (Kejagung) membongkar para tersangka mafia minyak goreng.
Kebenaran dan uji selidik tentang dugaan mafia proyek dan oligarki di Pemko belum pernah diungkap Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam.
Kecuali yang lagi heboh, pulopularitas Kopi O di Batam mulai tergeser oleh ketenaran RPO.
Atau jangan-jangan Kajari Batam yang baru belum pernah menyeruput Kopi O yang legendaris itu.
Mungkin juga istilah Kopi O pun belum pernah didengar Kajari yang sebelumnya bertugas di Banten itu. Bagaimana dengan RPO? (Red)