BatamNow.com, Jakarta – Perdagangan saham milik PT Sat Nusapersada Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir minggu lalu menunjukkan grafik yang tidak menyenangkan. Saham berkode PTSN itu melorot nyaris ke titik terendahnya yakni, Rp 190 per lembar saham.
Dalam pantauan BatamNow.com, Senin (20/06/2022), saham perusahaan pemasok printed circuit board, perakitan komponen mekanik, dan produsen komponen elektronik ini telah beranjak naik 5 poin atau 2,63 persen, menjadi Rp 195 per lembar sahamnya, pada perdagangan hingga tengah hari.
Akhir Minggu lalu, saham PTSN terjun bebas. Dari pembukaan di angka Rp 202, sempat naik ke Rp 204, lalu anjlok hingga Rp 190, saat penutupan perdagangan. Padahal, di periode yang sama bulan lalu, saham ini bertengger di zona hijau dengan nilai saham Rp 210 per lembarnya.
“Penurunan harga saham perusahaan teknologi dan turunannya, termasuk manufaktur, lebih disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya berasal dari para pelaku pasar itu sendiri. Di mana masih banyak pelaku pasar yang menggunakan pendekatan konvensional terhadap perusahaan-perusahaan tersebut,” ungkap Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada, kepada BatamNow.com, di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Selain itu, masih berlangsungnya invansi Rusia ke Ukraina pun menjadi salah satu faktor, meski tidak terlalu signifikan. “Tentu ada pengaruhnya. Namun, untuk di BEI, hal tersebut bukan menjadi faktor utama,” tuturnya.
Hal lainnya adalah intervensi dari emiten sendiri yang mungkin kurang. “Perlu upaya fundamental dari emiten tersebut agar bisa mendongkrak nilai sahamnya. Salah satunya dengan memperkuat pemasaran,” ujarnya.
Meski begitu, Reza melihat, kemungkinan untuk kembali masuk zona hijau, tetap ada. “Ya itu tadi, emiten PTSN diharapkan bisa melakukan langkah-langkah dan terobosan fundamental terkait kinerjanya agar bisa meningkat. Sebab, peningkatan kinerja perusahaan akan mendorong naiknya nilai saham,” tukasnya. (RN)