BatamNow.com, Jakarta – Pergerakan saham dua emiten asal Batam, Kepulauan Riau, dalam kondisi berbeda pada penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.
Emiten berkode PURI mengalami penurunan nilai saham cukup signifikan, bahkan mencapai titik terendah yakni, Rp 386 per lembarnya. Sementara WINR mengalami kenaikan 4 poin atau 3,67 persen, dari yang tadinya saat pembukaan Rp 109 menjadi Rp 113 per lembarnya.
Sebelumnya, saham milik PT Puri Sukses Global Tbk ini pernah mengalami kenaikan tajam pada 14 Juni 2022, di angka Rp 505. Sayangnya, semenjak itu terus melorot hingga angka terendah.
Kondisi berbeda dialami PT Winner Nusantara Jaya Tbk, yang pada perdagangan 15 Juni 2022, sempat mencapai titik terendah yakni, Rp 98. Namun perlahan naik hingga menghuni zona hijau. Namun, ini belum sebanding dengan awal-awal melantai, di mana nilai sahamnya sempat menjadi top gainers dan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 35%.
Satu perusahaan lain di Batam yang melantai di BEI, PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), hingga penutupan mengalami kenaikan tipis, hanya 3 poin atau 1,58%, menjadi Rp 193 per lembarnya.
Pengamat pasar modal Katarina Setiawan menjelaskan, tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kondisi saham di Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan membaik tahun ini seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, harga komoditas yang meningkat yang suportif bagi kinerja ekspor dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” terang Karin kepada BatamNow.com, di BEI, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Dia menambahkan, selain pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga diuntungkan oleh tingkat inflasi domestik yang terjaga. “Keputusan pemerintah tidak menaikkan harga BBM Pertalite dan listrik bersubsidi tahun ini, serta menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi, diyakini akan berdampak positif bagi inflasi domestik dan memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga, menjaga momentum pemulihan ekonomi,” bebernya.
Selain itu, sambungnya ditengah tantangan inflasi dan pertumbuhan global, Indonesia menawarkan proposisi yang menarik bagi investor karena memberi lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan bantalan (buffer) terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global. (RN)