BatamNow.com – Keberangkatan penumpang Pelni KM Kelud, Sabtu (09/07/2022) dari Batam ke Tanjung Priok pada malam hari.
“Ada perubahan dari jadwal biasa karena ada penyesuaian di pelabuhan lainnya,” jelas Kepala Operasi PT Pelni Batam Lan Lan dikonfirmasi BatamNow.com, Sabtu malam.
Selain pelayanan pemerintah (Kemenhub) yang tak manusiawi bagi calon penumpang, para pengantar juga cukup resah jika memasuki pelabuhan di Batu Ampar.
Pantauan BatamNow.com di pelabuhan, sisi lain pelayanan tak manusiawi itu getok tarif parkir liar pun terjadi. Dibanderol minimal Rp 5.000 per satu unit kendaraan roda empat dan roda dua. Bahkan ada yang dipaksa membayar dua kali.
Lokasi parkirnya pun sangat jauh dari area pelabuhan, menjalar hingga menggunakan ruas Jalan Yos Sudarso ke arah Bengkong.
Ketika menurunkan calon penumpang dari mobil pengantar di kawasan pelabuhan, suasana tidak nyaman.
Mobil pengantar calon penumpang dipaksa oleh para petugas pelabuhan buru-buru berpindah tempat. “Cepat-cepat berputar, mobil diparkir jauh ke sana,” teriak petugas berbaju biru meggunakan megafon.
Belum lagi para porter pelabuhan yang berebutan mengejar mobil pengantar para calon penumpang untuk menawarkan jasa pengangkutan barang bawaan.
“Pokoknya tak nyamanlah dengan kondisi begini, stres kita. Mana berangkatnya malam hari ini,” kata Tuty calon penumpang yang hendak berangkat ke Tanjung Priok bareng keluarganya.
Pelayanan pemerintah tidak nyaman dan tak manusiawi untuk urusan penumpang kapal Pelni, terlihat begitu turun dari kendaraan hingga menunggu berlama-lama di pelataran bak manusia pengungsi.
“Di era tol laut Jokowi, masa calon penumpang berserak bak gelandangan. Mana fasilitas untuk penumpang yang representatif, misalnya ruang tunggu yang nyaman, padahal sudah dibayar include dalam harga tiket,” kata calon penumpang lainnya, Paidi.
Salain getok tarif parkir liar di kawasan pelabuhan hingga ke jalan umum di depan gedung Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam, ternyata batasan berat barang bawaan gratis hanya 40 kg per penumpang. Di atas itu mesti kena charge Rp 4.000 per kg, sementara lewat pesawat biasanya maksimum Rp 15.000.
KM Kelud berangkat malam hari dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Hingga pukul 22.00 sejumlah penumpang masih “terlantar” di pelataran sekitar depan pintu boarding.
Suasana di pelataran itu, bak sejumlah pengungsi berserak di pelabuhan di malam hari. Banyak yang duduk mengaspal di pelataran yang beratapkan langit. Bahkan banyak anak-anak yang tertidur merana di aspal pelataran yang minim cahaya itu. (red)