BatamNow – Sabtu (10/10), Taliban menawarkan dukungan kampanye untuk memenangkan kembali Presiden Donald Trump pada Pemilu AS 3 November mendatang. Kelompok fundamentalis Islam ini juga mengungkapkan harapannya bahwa Trump akan menarik semua pasukan AS keluar dari Afghanistan.
“Kami berharap ia memenangkan Pemilu mendatang dan menarik militer AS yang ada di Afghanistan,” ucap Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban Afghanistan garis keras kepada CBS News lewat sambungan telepon.
Di hari yang sama, Mujahid juga menambahkan bahwa para pemimpin senior kelompok itu senang mengetahui Trump telah pulih dari diagnosis Covid-19.
Melansir Newsweek pada Sabtu, pimpinan Taliban mengatakan, mereka “berharap” Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada 3 November mendatang, melawan mantan Wakil Presiden, Joe Biden.
Taliban mengungkapkan alasannya mendukung Trump adalah terkait dengan upaya pemerintahannya yang sedang berlangsung, untuk menarik 5.000 tentara militer yang tersisa dari Afghanistan, setelah 19 tahun pertempuran di Timur Tengah, yang merupakan perang terpanjang Amerika dalam sejarah.
Mujahid mengutip pernyataan pemerintah Gedung Putih pada Kamis yang mengumumkan bahwa, “pasukan kami di Afghanistan akan pulang pada akhir tahun ini.”
“Trump mungkin (orang) konyol untuk seluruh dunia, tapi dia waras dan orang bijak untuk Taliban,” tambah seorang pemimpin senior kedua Taliban.
Pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, militer AS berada di jalur yang tepat untuk menarik semua pasukan dari Afghanistan pada musim semi tahun depan.
Namun, dalam pengumuman mengejutkan yang dibuat di Twitter pada Kamis, Trump mengubah jadwalnya lebih dekat, mengatakan pasukan harus keluar pada Natal tahun ini.
Beberapa pejabat militer meragukan tenggat waktu itu, menggambarkannya sebagai janji politik pra-pemilihan yang membahayakan negosiasi yang sudah sulit dengan Taliban dan pemerintah Afghanistan.
“Saya telah membawa mereka pulang, kami mengurangi 4.000 perjalanan di Afghanistan dan saya akan membawa mereka pulang pada akhir tahun, mereka akan pulang saat kita berbicara,” kata Trump kepada Fox Business Network pada Kamis.
Ia melanjutkan, “Sembilan belas tahun sudah cukup, mereka (pasukan AS) bertindak sebagai polisi, mereka tidak bertindak sebagai pasukan, kami memiliki pasukan terhebat di dunia.”
Dia pun membanggakan dirinya, “Saya menyapu 100 persen kekhalifahan ISIS, saya membunuh (Komandan Pasukan Quds Qasem) Soleimani, Saya membunuh (pemimpin ISIS Abu Bakr) al-Baghdadi.”
Trump memuji pembunuhan militan ISIS tahun lalu sebagai upaya yang lebih mengesankan daripada upaya mantan presiden Barack Obama, yang menyebabkan kematian pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden pada Mei 2011.
Laporan intelijen AS yang dirilis pada Juni mengungkapkan, Rusia menawarkan hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban, sebagai imbalan untuk membunuh pasukan koalisi di Afghanistan. B
Laporan tentang target pemberian hadiah oleh Rusia, menghentikan kemajuan dalam pembicaraan penarikan tentara AS di Afghanistan.
Sehingga, pengumuman penarikan pasukan Afghanistan oleh Trump adalah kejutan, dengan para pejabat militer menggambarkan rencana itu sebagai “konyol”, menurut laporan Associated Press pada Sabtu.
“Ini bulan Oktober, jadi tidak, ini konyol. Itu tidak mungkin terjadi,” kata Jason Dempsey, mantan perwira infanteri yang bertugas di Afghanistan, dalam wawancara dengan Associated Press pada Kamis.
“Kami bisa membuat pertunjukan dangkal menarik pasukan berseragam, tapi jelas kami masih memiliki kehadiran kontraktor yang sangat besar, dan kami akan membutuhkan markas berseragam untuk mengawasi penutupan dan penarikan semua yang kami miliki di negara ini,” terang Dempsey.
Direktur Pusat Studi Kelompok Bersenjata ODI, Ashley Jackson mengatakan bahwa tidak mengherankan, jika Taliban menyambut baik pengumuman Trump bahwa dia akan membawa pasukan pulang sebelum Natal.
“Mereka (Taliban) menghabiskan 19 tahun berjuang untuk ini,” kata Jackson dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Guardian, Kamis.
Kampanye Trump menanggapi dukungan Taliban atas upaya pemilihannya kembali, dalam pernyataan pada Sabtu, yang mengatakan presiden akan selalu melindungi kepentingan Amerika “dengan cara apa pun yang diperlukan.”
Pejabat Taliban yang berbicara dengan CBS News menambahkan komentar tentang bagaimana mereka awalnya khawatir dengan kondisi Trump setelah infeksi virus corona pekan lalu.
“Ketika kami mendengar tentang Trump positif Covid-19, kami mengkhawatirkan kesehatannya, tetapi tampaknya dia semakin membaik,” tambah pemimpin senior Taliban lainnya selama wawancara telepon tersebut.(*)
sumber: kompas.com