BatamNow – Masyarakat Indonesia patut berbangga akan terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam pengolahan hasil bumi.
Dikutip dari CNBC Indonesia, 17 Oktober Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan perusahaan melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bakal membentuk Holding PT Indonesia Battery bersama dengan dua BUMN lainnya yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero)
Saat ini pihaknya tengah memproses urusan legal pembentukan perusahaan Holding PT Indonesia Battery tersebut dan ditargetkan dalam kurun waktu satu sampai dua bulan ke depan perusahaan holding tersebut telah terbentuk.
“Di hulu ada Antam, yang intermediate ada Pertamina, hilir ada PLN. Sekarang lagi diproses. Itu nanti ada Indonesia Battery, itu holding company yang terlibat dalam pembuatan baterai dari hulu ke hilir,” jelasnya.
Orias mengatakan setelah tuntasnya akuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), maka MIND ID menguasai 30% dari cadangan nikel nasional. MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir nikel Indonesia, baik menjadi stainless steel, maupun menjadi baterai kendaraan listrik.
“Cadangan mineral nikel kita nomor 1 dengan masuknya Vale di MIND ID. Sebanyak 30% dari cadangan nikel Indonesia ada di bawah MIND ID, dari Aneka Tambang dan Vale,” ungkapnya.
Dia mengatakan, bijih nikel kadar rendah (limonite nickel) dan kadar tinggi (saprolite nickel) tersedia di Indonesia, sehingga ini bisa dimanfaatkan untuk diproses menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.
Menurutnya, tren konsumsi nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik di dunia memang terus meningkat, bahkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.
“Ada peluang untuk dimanfaatkan. Mumpung teknologi masih melihat nikel bisa menjadi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik ke depannya,” ujarnya.
Dia mengatakan, tak hanya untuk kendaraan listrik, baterai tersebut nantinya bisa juga digunakan untuk penyimpanan energi untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di pulau-pulau kecil maupun perumahan.
“Bukan saja untuk transporasi, tapi baterai bisa dimanfaatkan sebagai storage (penyimpanan) dikombinasikan dengan tenaga surya, nanti malam hari pakai baterai tapi kualitas harus baik, ini yang sedang disiapkan. Rencana besarnya, menghasilkan baterai bukan untuk kendaraan semata, tapi kebutuhan di perumahan,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 2019 dengan status hingga Desember 2018, cadangan bijih nikel nasional mencapai 3,57 miliar ton terdiri dari cadangan terkira sebanyak 2,87 miliar ton dan 698 juta ton cadangan terbukti. (*)
sumber: CNBC