BatamNow – Sejumlah studi menunjukkan bahwa golongan darah dapat berperan mempengaruhi tingkat kerentanan infeksi Covid-19. Namun yang harus diingat bukan berarti orang dengan golongan darah jenis tertentu bisa lebih bahaya atau sebaliknya lebih kuat.
NBC menulis ada dua studi dengan mengutip Blood Advances, sebuah publikasi American Society of Hematology. Studi pertama dikerjakan para peneliti di Denmark memeriksa kembali data 473.654 orang yang diuji Covid-19 sepanjang Februari hingga Juli. Sebagian besar hasilnya negatif, hanya 7.422 tes yang kembali positif.
Sang peneliti dalam riset tersebut menemukan, golongan darah menjadi faktor pembeda yang menonjol antara kedua kelompok tersebut.
“Golongan darah O secara signifikan dikaitkan dengan penurunan kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2,” jelas studi tersebut dikutip, Jumat (16/10).
Sebanyak 38,4% dari total pasien positif tersebut merupakan orang bergolongan darah O. Sedangkan 44,4% pasien positif merupakan orang dengan golongan darah A.
Hasil tersebut diartikan bahwa, pemilik golongan darah O tampaknya lebih kecil kemungkinannya terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Akan tetapi temuan ini terbatas lantaran dari mereka yang dites, ketersediaan informasi golongan darah hanya 62%.
Karena itu penting pula untuk mencatat bahwa orang dengan golongan darah O tak menutup kemungkinan juga bisa terinfeksi.
“Studi ini menyarankan, jika Anda memiliki tipe O, Anda memiliki risiko yang sedikit lebih rendah. Tetapi penurunan ini kecil,” tutur dokter Roy Silverstein, Ketua Kedokteran di Medical College of Wisconsin.
Silverstein yang juga mantan Presiden American Society of Hematology ini menambahkan, penurunan faktor kerentanan berdasar golongan darah tidak sama dengan 0 persen risiko. Dan lagi, temuan penelitian baru ini juga tak akan mengubah cara dokter menangani pasien Covid-19.
“Mereka tidak akan membedakan perlakuan antara seseorang yang datang ke rumah sakit dengan tipe darah O, dengan pasien yang golongan darahnya tipe A. Perbedaan ini tidak terlalu besar,” sambung dia lagi.
Kendati begitu, studi kedua–dengan skala lebih kecil–tampaknya mendukung temuan studi pertama. Dalam penelitian ini, para ahli dari Kanada menganalisis data pada 95 pasien Covid-19 di Vancouver, antara Februari hingga April. Kondisinya cukup sakit hingga harus dirawat di unit perawatan intensif.
Studi menemukan, pasien dengan golongan darah A atau AB membutuhkan peralatan khusus dan perawatan yang lebih lama di ICU. Mereka mengambil proporsi 84 persen dari total pasien Covid-19.
“Proporsi pasien Covid-19 yang lebih tinggi dengan golongan darah A atau AB, membutuhkan ventilasi mekanik dan memiliki masa tinggal di ICU lebih lama dibandingkan dengan pasien bergolongan darah O atau B,” tulis peneliti.
Sedangkan orang yang bergolongan darah O atau B mengambil porsi 16 persen dari total pasien.
Tipe A dan AB menurut studi, cenderung lebih membutuhkan jenis dialisis yang membantu ginjal menyaring darah tanpa terlalu banyak tekanan pada jantung.(*)
sumber: cnbcindonesia.com