BatamNow – Israel dan Bahrain memperkuat kesepakatan dengan secara resmi menjalin hubungan diplomatik. Kedua negara menandatangani tujuh nota kesepahaman yang selanjutnya membuka wilayah Teluk yang kaya itu bagi negara Yahudi.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (19/10), dokumentasi tersebut ditandatangani pada sebuah upacara di hadapan pejabat dan wartawan internasional lainnya, kata seorang koresponden AFP, menyempurnakan kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) di Gedung Putih pada 15 September lalu.
Delegasi Israel, yang dipimpin oleh Ketua Dewan Keamanan Nasional Meir Ben Shabbat, telah melakukan perjalanan ke Manama dari Tel Aviv dalam penerbangan langsung pertama antara kedua negara.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan asisten khusus Presiden Donald Trump untuk negosiasi internasional, Avi Berkowitz, telah melakukan perjalanan ke Tel Aviv sebelum bergabung dengan penerbangan delegasi Israel ke Manama.
Tetapi Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, serta putra mahkota dan perdana menteri, tidak hadir dalam upacara tersebut.
Pejabat kedua negara sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik damai dan bekerja sama di bidang ekonomi, penerbangan sipil, keuangan, komunikasi dan pertanian, kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Israel juga mengatakan akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Bahrain dan mencatat bahwa kedua negara telah sepakat tentang pengecualian persyaratan visa untuk diplomat.
Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif al-Zayani, mengatakan bahwa keputusan untuk menormalkan hubungan datang dari “kepercayaan pada nilai-nilai toleransi…di wilayah yang rakyatnya menderita akibat perang dan konflik”.
Kedua belah pihak akan bebas untuk membuka kedutaan besar di negara masing-masing setelah upacara tersebut, kata Berkowitz, seraya menambahkan bahwa kedutaan besar Israel di Manama dapat dibuka dalam beberapa bulan.
Kesibukan diplomasi antara beberapa sekutu regional utama Washington telah memberi Presiden AS Donald Trump kemenangan kunci kebijakan luar negeri saat ia berkampanye untuk pemilihan ulang menjelang pemungutan suara pada bulan November.(*)
sumber: detik.com