Laporan Redaksi BatamNow.com
Wali Kota Batam Muhammad Rudi ex-officio Kepala BP Batam kepada media baru-baru ini seakan tak percaya pelayanan buruk SPAM Batam, kerap terjadi
“Tolong kasih surat ke saya, jika bicara informasi ada air mati. Ini katanya saja sehingga saya tidak bisa bicara. Kirimkan surat resmi biar saya panggil PT Moya,” begitu Rudi seakan pelayanan SPAM Batam selama ini tak bermasalah.
Mungkin karena super sibuk dan lupa, atau barangkali terlena dengan laporan bawahan “asal bapak senang” (ABS), sehingga sorotan media dianggap isapan jempol semata.
Terlalu panjang jika dideskripsikan kembali di tulisan ini fakta-fakta pelayanan buruk oleh SPAM Batam, selama ini yang seakan tiada henti.
Mau bukti, klik saja “mbah Google” di link media yang melaporkannya.
Sejak Jumat (26/08/2022) dini hari hingga Sabtu (27/08) pagi ini pukul 06.00, episode pelayanan buruk itu masih dipentaskan lagi. Oleh pengelola SPAM Batam.
Diperkirakan belasan ribu pelanggan air minum di puluhan area se-Batam, resah dan gelisah karena aliran air minum perpipaan ini mati total. Sampai pagi ini.
Ini menambah deretan pelayanan buruk SPAM Batam di beberapa kawasan lain, yang belum terselesaikan hingga kini.
Peristiwa sampai pagi pukul 06.00 ini, air belum mengalir setetes pun di banyak rumah, ruko dan gedung di kawasan pemukiman dan area komersial serta industri.
Masyarakat sungguh sangat kecewa.
Bayangkan betapa tak nyamannya para pelanggan karena sampai pagi ini air SPAM Batam tak kunjung mengucur lewat keran di rumah masing-masing.
Paling tidak belasan ribu warga, dalam dua hari ini sangat berpotensi tak dapat mandi sebagaimana kesehariannya. Belum lagi menyangkut urusan “BAK, BAB “ dan lainnya. Betapa tak nyaman.
Humas BP Batam maupun direksi PT Moya Indonesia yang dikonfirmasi tak merespon redaksi media ini.
Di berbagai medsos milik pelanggan riuh kejadian ini. Masif. Bahkan tak sedikit pelanggan yang menumpahkan kekesalannya karena aliran air SPAM Batam mati sudah memasuki hari kedua.
Makin riuh bahkan menambah kekurangpercayaan ke pengelola SPAM Batam karena masyarakat pelanggan juga dibingungkan ihwal penyebab matinya aliran air itu.
Awalnya muncul di banner pemberitahuan secara daring dari SPAM Batam yang dioperasikan PT Air Batam Hilir, penyebab mati masifnya aliran air minum itu. Ditulis di sana arus listrik PLN Batam mati di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di sekitar Dam Duriangkang.
Lalu pihak PLN Batam membantah pengelola SPAM Batam dengan merek baru itu.
“Memang ada gangguan, tapi menurut informasi yang saya dapat dari teman teman gangguan bukan di daerah itu,” kata Vice President of Public Relation PT PLN Batam, Bukti Panggabean menjawab BatamNow.com, Jumat (26/08).
Tak lama setelah banner pertama, tetiba muncul lagi pemberitahuan mendadak pada Jumat sekitar jam 10.00 lewat Instagram soal adanya kebocoran pipa DCIP 500 mm di depan Perumahan Plamo Garden, Batam Center.
Kegusaran warga semakin menjadi. Kejadian yang sudah berulang, episode demi episode.
Padahal Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dibuat negara sebagai jaminan untuk melindungi rakyatnya.
Pada pasal 4 (empat) ayat (5) menegaskan bahwa kontinuitas pengaliran air minum memberikan jaminan pengaliran selama 24 (dua puluh empat) jam per hari. Tanpa henti semenit pun.
Demikian juga UU 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air (SDA) dan PP 121 tahun 2015 tentang Pengusahaan SDA.
Bukan hanya itu, bahkan komentar umum (General Comment) PBB Nomor 15 menegaskan bahwa hak atas air memberikan hak kepada setiap orang atas air yang memadai, aman, bisa diterima, bisa diakses secara fisik, dan mudah didapatkan untuk penggunaan personal dan domestik.
Tapi amanah negara lewat PP ini, maupun secara universal seakan tak berarti apa apa.
Semestinya BP Batam sebagai pengelola hilir yang bermitra dengan PT Moya Indonesia paham tentang itu.
Agar perusahaan konglomerasi Salim Grup milik Anthoni Salim orang ketiga terkaya di Indonesia dengan harta Rp 122 trilun itu, tak menjadikan pelayanan buruk berkepanjangan ini sebagai hal biasa.
Lalu sampai kapan rakyat teraniaya akibat pelayanan buruk SPAM Batam?
Maaf, diksi “teraniaya” di sini mengutip satu frasa dari narasi yang pernah disampaikan Anggota DPRD Kota Batam Utusan Sarumaha kala menyoroti pelayanan buruk SPAM Batam di ruang rapat dengar pendapat (RDP) jauh sebelum ini.
Tulisan pagi ini, tujuannya, paling tidak mengingatkan kembali Muhammad Rudi bahwa pelayanan buruk pengelola SPAM Batam, yang berulang selama ini bukan isapan jempol semata.
Percayalah, ini bukan sedang mendongeng.
Walau pengelola SPAM sangat mungkin dengan jawaban dan alasan lain. (*)