BatamNow.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta setiap dinas kesehatan (Dinkes) untuk turun ke bawah (Turba), karena adanya kecenderungan peningkatan kasus positif demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
“Di sejumlah daerah terjadi peningkatan kasus positif DBD. Penyebabnya, kini tengah masuk musim penghujan,” kata Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Tiffany Tiara Pakasi kepada BatamNow.com, Rabu (28/09/2022).
Menurutnya untuk menekan kasus DBD membutuhkan peran semua pihak. Namun Dinas Kesehatan di kabupaten/kota maupun provinsi harus secara aktif Turba untuk melakukan pengecekan, utamanya kepada tempat-tempat yang diduga menjadi sarang nyamuk. Selain itu, penyemprotan (fogging) harus kembali digalakkan.
“Dibutuhkan keterlibatan masyarakat dan sektor swasta, seperti perusahaan pertambangan, perusahaan perkebunan, dan lainnya yang memberikan dukungan sumber daya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan,” tukasnya.
Diberitakan, Dinkes Kota Batam mengungkapkan ada 671 kasus DBD di Kota Batam, Kepulauan Riau periode Januari-September 2022.
“Pada Januari 2022 sebanyak 85 kasus, Februari 65 kasus, Maret 75 kasus, April 62 kasus, Mei 65 kasus, Juni 71 kasus, Juli 98 kasus, Agustus 89 kasus, dan September 61 kasus. Total 671 kasus,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari, Rabu (28/09).
Meski begitu, Melda mengklaim angka tersebut masih terbilang aman karena belum melewati batas Incidence Rate 49 per 100 ribu jiwa. “Relatif masih aman karena insiden ‘rate’-nya di bawah 49/100 ribu penduduk. Wilayah yang tertinggi ada di Kecamatan Batam Kota,” terangnya.
Mengutip laman halodoc, DBD adalah penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue dan ditularkan lewat gigitan.
Gejala umum pada DBD adalah demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari dan disertai gejala lainnya seperti nyeri otot, bintik-bintik pada kulit, mimisan, hingga gusi berdarah. (RN)