BatamNow.com, Jakarta – Kementerian Investasi/BKPM menggulirkan 22 proyek investasi prioritas di 13 provinsi yang akan ditawarkan kepada para investor senilai Rp 37,32 triliun. Salah satu proyeknya adalah Wing in Ground di Kepulauan Riau. Faktanya, masih banyak yang belum tahu apa itu Wing in Ground (WIG).
Dalam paparan Kementerian Investasi dijelaskan, WIG adalah kendaraan yang mendapatkan interaksi aerodinamis antara sayap dengan permukaan air. Jika seaplane pada umumnya tidak memanfaatkan ground effect sehingga terbang tinggi menjauhi permukaan air, WIG terbang dekat dengan permukaan air. Untuk mendapat interaksi aerodinamis antara sayap dengan permukaan air, yang mana interaksi ini akan membentuk bantalan udara (air cushion).
Prinsip ini akan menambah gaya angkat (lift) dan juga akan mengurangi kekuatan yang merupakan hasil interaksi aerodinamis tip-vortex yang pada akhirnya akan mengurangi gaya hambatan (drag), sehingga secara keseluruhan WIG Effect akan menambah lift and drag ratio (L/D). Dapat juga dikatakan bahwa WIG akan menambah efektivitas bentangan sayap.
Melihat kondisi Kepri yang merupakan daerah kepulauan, industri ini dinilai cocok dikembangkan di sana.
“Dengan rata-rata kunjungan wisatawan 2,8 juta orang pertahun yang mayoritas datang melalui laut dari 4 kabupaten/kita yakni, Batam, Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, dan Tanjung Pinang, Kepri dinilai memiliki potensi pasar terbesar, jika dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia. Karena itu, basis pengembangan industri WIG sebagai moda transportasi di Kepri dinilai tepat,” ujar Tina Talisa, Juru Bicara Kementerian Investasi, di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Sejauh ini ada 4 model transportasi air/laut yang ada yakni, airboat, hovercraft, WIG, dan hydrofoil. Dari ke-4 nya, dinilai WIG yang tercepat karena saat mode cruising tidak ada bagian WIG yang bersentuhan dengan air sehingga gaya hambatan semakin kecil.
Kecepatan jelajah WIG sekitar 180-420 km/hour, lebih cepat dari kapal laut. Hal tersebut juga menjadi kelebihan dari moda transportasi modern ini.
Kelebihan WIG lainnya, kata Tina, moda transportasi ini dikenal ramah lingkungan. Pemakaian bahan bakar irit. WIG dapat menggunakan mesin mobil atau mesin sederhana lainnya. Bahkan teknologinya mengarah ke mesin listrik, sehingga lebih ramah lingkungan.
Lainnya, biaya operasional, perawatan, dan produksi jauh lebih murah dibandingkan pesawat terbang. WIG dikategorikan sebagai ‘Maritime Vessel’ untuk konstruksi, insurance, operator licensing, dan registration requirements, sehingga tidak memerlukan sertifikasi yang kompleks. Kabarnya, untuk mengoperasikan WIG tidak diperlukan pilot license. Moda ini tudak membutuhkan landas pacu beserta infrastruktur penunjang lainnya yang mahal.
“Pasar WIG di dunia masih terbilang sangat sedikit. Pun di Indonesia belum ada sama sekali,” tambahnya.
Kelebihan lainnya, faktor keamanan dan kenyamanan. Bila ada kerusakan di perjalanan, WIG dapat mendarat di air dengan mudah dan aman. Dengan struktur hull 3 lapis membuat WIG tidak mudah untuk terbalik di air/laut.
Meski begitu, WIG juga memiliki kelemahan. Di mana diperlukan tenaga yang lebih besar untuk lepas landas dikarenakan gaya hambatan dari air yang relatif lebih tinggi, sehingga ada kemungkinan daya berlebih yang tidak berguna pada saat terbang di udara. Juga sifat air laut yang korosif dan operasional WIG bergantung pada kondisi alam terutama gelombang atau ombak laut yang merupakan faktor alam yang cenderung sulit dikendalikan. (RN)