Perkembangan teknologi di era saat ini, menimbulkan persaingan yang ketat di bidang jasa kepariwisataan khususnya destinasi wisata.
Konsep pengembangan smart tourism adalah sebuah platform wisata yang mengintegrasikan destinasi-destinasi wisata di Indonesia.
Smart tourism mengintegrasikan ekosistem layanan pariwisata dengan memberikan layanan trip planner dimana calon wisatawan dapat merencanakan perjalanan dengan mudah sesuai preferensi dan budget yang dimiliki.
Konsep tersebut hadir dengan sebuah platform yang memudahkan wisatawan mandiri yang ingin berlibur tanpa harus memikirkan lebih transportasi, akomodasi, tempat wisata hingga tempat makan yang populer di daerahnya dengan berdasarkan budget maksimal yang dikeluarkan.
Istilah smart tourism merupakan salah satu pilar dari smart city serta menjadi salah satu unsur penting dari smart economy.
Smart tourism diartikan sebagai platform digitalisasi dan promosi sebagai pariwisata ICT terintegrasi. Istilah tersebut mengintegrasikan peran teknologi informasi dan layanan wisata yang efisien bagi wisatawan.
Konsep smart tourism telah diadopsi di beberapa kota di dunia, sebagai contoh Barcelona yang menawarkan interaktif pelayanan wisata melalui penggunaan transportasi publik bus wisata terintegrasi dengan tersedianya informasi interaktif dan USB ports yang dapat digunakan oleh setiap wisatawan.
Smart tourism destination tools merupakan “a combination of mobile hardware, software and networks that enable an interactivity between tourist, stakeholders and physical objects. This communication allows tourists access to personalized services providing in some cases real-time information. The tracking and collection of data via the systems enables stakeholders to manage destinations effectively and efficiently when making decisions”.
Artinya, suatu kombinasi dari perangkat keras, perangkat lunak seluler yang dapat digunakan untuk aktivitas interaksi antara wisatawan, pemangku kepentingan pariwisata dan objek fisik secara interaktif. Dalam komunikasi ini wisatawan dapat dimungkinkan mengakses pelayanan secara pribadi secara real-time. Pelacakan dan pengumpulan data melalui sistem memungkinkan para pemangku kepentingan untuk mengelola destinasi secara efektif dan efisien saat membuat keputusan.
Komponen-komponen utama dalam smart tourism adalah sebagai berikut:
- Internet of Things (IoT)
- Mobile communication
- Cloud computing
- Artificial intelegence
- Data centrality
- Real time development
- Based on context-awareness
- Co-created
- Cross cutting issues.
Indikator penting smart tourism memiliki beberapa tujuan penting yaitu:
- Membuat database terkait destinasi pariwisata, didukung dengan perkembangan Internet of Things dan cloud computing yang berfokus kepada pelayanan jasa wisata melalui identifikasi dan pemantauan yang ada
- Memajukan daerah destinasi wisata dengan inovasi terhadap industri pariwisata untuk digitalisasi teknologi, promosi pariwisata, serta peningkatan untuk pelayanan wisata dan manajemen pariwisata
- Memperluas skala jaringan industri pariwisata dengan platform informasi real time, serta dapat mengintegrasikan penyedia jasa pariwisata dan peran masyarakat lokal tempatan beserta peningkatan pendapatan daerah.
Berdasarkan hal tersebut pada konteks smart tourism dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Memberikan informasi dan kenyamanan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ketika mengunjungi suatu destinasi wisata sesuai dengan permintaan dan keinginan wisatawan (personalized demand)
- Munculnya penggunaaan layanan bersama atau ruang (common sharing)
- Penggunaan resource tourism & culture secara efektif serta
- Adanya peran dukungan dari masyarakat dan merupakan tahap terkini di dalam pengembangan pariwisata masa depan yang dipengaruhi oleh evolusi dari perkembangan teknologi dan informasi.
Informasi dan dimensi dari smart tourism technology adalah:
a) Informativeness: bagaimana informasi yang diberikan oleh smart tourism technology ini dapat berguna, terpercaya, atau bernilai bagi wisatawan selama digunakan dalam perjalanan
b) Accesibility: bagaimana kemudahaan akses yang dirasakan oleh wisatawan pengguna smart tourism technology selama pemakaian
c) Interactivity: Bagaimana interaksi yang terjadi atau dirasakan oleh pengguna smart tourism technology selama pemakaian serta
d) Personalization: bagaimana pengguna diberikan kebebasan untuk mengatur tampilan smart tourism technology ini sesuai dengan yang diinginkannya.
Dengan demikian, memahami smart tourism sebagai digitalisasi dan media promosi destinasi wisata dikonvergensi melalui produk dan layanan wisata serta perangkat IT yang membantu wisatawan untuk memperpanjang batas kognitif dari rencana perjalanan mereka dengan detail mengenai destinasi yang tervisualisasi dan meningkatkan kualitas terkait lainnya untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata sehingga menjadi pertimbangan bagi wisatawan di dalam memilih destinasi wisata yang akan dikunjunginya. (*)