BatamNow.com, Bandung – Tim dosen lintas jurusan Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat aplikasi De-Stres. Perangkat lunak itu memuat dua fitur utama untuk mengukur tingkat stres dan depresi, tapi ditujukan hanya untuk penggunanya yang berusia lebih dari 17 tahun.
Penggagas aplikasi De-Stres adalah Irma Melyani Puspitasari, dosen Farmakoterapi Gangguan Syaraf dan Psikiatri di Fakultas Farmasi. Dia menggandeng koleganya Rano K. Sinuraya dan Witriani dari Fakultas Psikologi untuk mengembangkan aplikasi tersebut.
Dilansir Tempo.co, Irma mengungkap latar belakang pembuatan aplikasi itu terkait kondisi mahasiswa yang dinilainya merupakan kelompok rentan mengalami masalah dan gangguan mental.
Tidak hanya berpengaruh kepada prestasi akademik, masalah yang datang juga berakibat pada penurunan kondisi fisik, “dan bahkan tidak jarang berujung pada bunuh diri,” katanya.
Lewat keterangan tertulis, Sabtu, (21/11/2020), Irma menerangkan, banyak mahasiswa ataupun masyarakat yang tidak terdeteksi memiliki gangguan kesehatan mental. Hal ini yang menyebabkan banyak kasus bunuh diri diakibatkan stres yang berujung pada depresi.
Menurut Irma, masyarakat umum bisa menggunakan De-Stres berulang kali secara berkala, untuk mengukur sendiri tingkat stres maupun depresi yang dialami. Idealnya.
Irma menambahkan, aplikasi yang dikembangkan sejak 2019 itu bisa digunakan sebulan sekali.
“Hasil pengukuran berfungsi untuk mencegah stres yang berkepanjangan hingga dapat menimbulkan depresi,” katanya.
Jawaban dari seluruh pertanyaan akan menunjukkan apakah tingkat stres pengguna aplikasi dalam taraf ringan, sedang, atau berat. Pada kondisi yang berat, aplikasi akan menyarankan pengguna untuk mengatasi masalahnya.
“Sarannya mulai dari dorongan untuk menceritakan masalah ke orang yang dipercaya hingga mendatangi psikolog atau psikiater.”
Aplikasi De-Stres bisa diunduh gratis bagi pengguna smartphone bersistem operasi Android di Google Store. Dalam keterangannya, aplikasi itu merupakan bagian dari penelitian kesehatan jiwa dan telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran.
Penelitian itu bertujuan untuk mengembangkan aplikasi alat ukur tingkat stres dan kesehatan jiwa berbasis Android dan IOS. Keikutsertaan pengguna aplikasi dalam riset itu bersifat sukarela. Mereka hanya diwajibkan mengisi formulir mengenai data diri sebelum masuk ke pengukuran stres atau depresi.
Alat ukur stres yang digunakan yaitu Perceived Stress Scale dengan 10 pertanyaan. Adapun pengukur depresinya memakai alat kuisioner metode Beck Depression Inventory.(*)