BatamNow.com – Sebagian besar warga Pulau Rempang tidak menghadiri pertemuan dengan Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi yang datang ke Kantor Camat Galang di Sembulang, hari ini, Selasa (22/08/2023).
Ketidakhadiran warga, menurut pengakuan tokoh maupun anggota masyarakat Rempang, karena undangan pertemuan itu dikhususkan bagi beberapa perwakilan masyarakat RT/RW dari 2 kelurahan, Sembulang dan Rempang Cate.
Seorang tokoh Rempang yang meminta tak ditulis namanya, membenarkan keterbatasan jumlah undangan itu.
Tokoh itu mengaku tak mau ke pertemuan kalau warga lainnya tak ikut diundang.
“Saya tidak pergi, ada beberapa saja yang pergi. Undangannya dari camat hanya untuk tokoh, bukan warga,” katanya kepada BatamNow.com, Selasa (22/08) sore.
Selain itu, lanjutnya, konsentrasi warga Rempang juga terpecah karena diduga ada tim pengukur yang ingin menyelinap masuk ke beberapa kampung di sana.
Disebutkan, tim itu memasuki beberapa kampung di Rempang dan akan memasang patok tapal batas sewaktu pertemuan Rudi dengan beberapa RT/RW maupun tokoh di Kantor Camat Galang.
“Iya pas jam pertemuan dengan Rudi. Betul, itu kenyataan. Ada, tapi sudah kita sampaikan secara baik-baik tadi, mereka mundur ke posko,” terangnya.
@batamnow Muhammad Rudi ke Galang, Warga Justru Jaga Kampung, Diduga Tim Pengukur Masuk Baca selengkapnya di BatamNow.com. #batamnow #batam #fyp #fypシ #fypシ゚viral #jokowidodopresidenkita #jokowidodo #semuatentangbatam #batampunyacerita #batamisland #batamnews #batamhits #kotabatam #batamsirkel #rempang #bpbatam ♬ Ini Parah Ni – A Kiil Mustafa
Soal kedatangan yang diduga tim pengukuran itu juga ramai dibagikan videonya oleh warga di grup-grup WhatsApp. Terlihat di kerumunan warga ada beberapa personel berseragam biru, loreng dan cokelat. Ada juga mobil pick-up yang di dalam bak-nya memuat patok berwarna hitam dengan sedikit bagian ujungnya diwarnai kuning dan merah.
Pertemuan di Kantor Camat Galang itu seharusnya untuk dihadiri 34 RT/RW maupun tokoh Rempang yang diundang, namun disebutkan bahwa yang hadir cuma beberapa saja.
Penelusuran BatamNow.com, undangan pertemuan Rudi di Kantor Camat Galang hari ini disampaikan melalui pesan WhatsApp yang tertanda Camat Galang Ute Rambe. Dalam undangan itu dibuat daftar 7 RT/RW yang diundang dari masing-masing Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate. Selain itu diminta juga ada penambahan 10 perwakilan/ tokoh per kelurahan.
Soal alasan tidak hadirnya warga Rempang ke pertemuan dengan Rudi Kantor Camat Galang, juga diungkap seorang emak-emak di salah satu kampung di Rempang.
Emak-emak itu menyebut warga tidak menerima undangan untuk pertemuan tersebut. Mereka hanya mendapat informasi bahwa RT/RW dan beberapa perwakilan yang diundang.
“Nggak ada, cuma untuk RT beberapa orang tidak semua dan beberapa perwakilan. Kan biasanya sosialisasi itu warga satu Rempang-Galang ini yang diundang,” katanya kepada BatamNow.com, Selasa (22/08).
Dia juga membenarkan bahwa saat kunjungan Rudi ke Sembulang itu, warga Rempang malah disibukkan kedatangan pihak yang diduga tim pengukur ke beberapa kampung.
Ditambah lagi, lanjutnya, banyak personel diturunkan ke Sembulang saat kunjungan orang nomor satu di Kota Batam itu ke Kantor Camat Galang di Pulau Rempang.
Sehingga para warga pun memilih menjaga pintu-pintu masuk kampung mereka masing-masing. “Iya ada semua, di Tiga Putri, Kalat, di mana-mana simpang itu dijaga warga,” ucapnya.
Sebelumnya, Senin (21/08), warga Rempang juga menolak kedatangan tim ukur. Warga ramai-ramai mengadang di Jembatan IV Barelang yang menjadi penghubung ke Pulau Rempang.
Perwakilan warga menyampaikan kepada Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri yang hadir di sana, agar jangan ada dulu kegiatan atau intervensi, semisal pengukuran di Pulau Rempang, sampai mereka bisa bertemu dan mendapatkan solusi dari Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi.
Bagaimanapun warga Rempang-Galang tetap sepakat menyampaikan tuntutan mereka dalam aksi damai unjuk rasa di depan Kantor BP Batam, besok, Rabu (23/08).
Meskipun begitu, sejumlah warga tetap akan ada yang berjaga di pintu masuk masing-masing kampung.
“Tetap juga, tapi tidak semuanya warga pergi, sebagian tinggal juga untuk jaga pintu-pintu masuk kampung. Takutnya besok kita semua demo, dia orang datang mengukur,” pungkasnya.
Diberitakan, warga tergabung Aliansi Pemuda Melayu akan melakukan demo di depan Kantor BP Batam pada Rabu besok. Tuntutan utama mereka adalah penolakan terhadap relokasi 16 titik kampung tua lama yang ada di Rempang, Galang.
Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu Dian Arniandi mengatakan, adalah keprihatinan bila seluruh warga Rempang harus direlokasi dari 16 kampung yang telah mereka huni turun temurun. Apalagi bila bercermin pada petuah Hang Tuah sang tokoh legendaris Melayu yang berbunyi: ‘Takkan Melayu Hilang di Bumi’.
‘Kalau digusur 16 titik kampung tua itu, hilang 1 regenerasi. Iya bisa hilang Melayu di Rempang, tak ada lagi Melayu-nya,” jelas Dian kepada BatamNow.com, Minggu (20/08) malam.
Seperti diketahui, satu Pulau Rempang dan sebagian Pulau Galang akan dikembangkan menjadi kawasan Rempang Eco-City oleh PT Makmur Elok Graha.
Warga Rempang-Galang menegaskan mereka mendukung masuknya investasi untuk pembangunan di pulau tersebut. Namun, mereka meminta jangan sampai kampung tua/lama yang telah dihuni turun temurun bahkan sejak 1834, malah digusur/direlokasi.
Hari ini, Kabiro Humas BP Batam Ariastuty Sirait dalam rilisnya, berkata menyayangkan kehadiran Muhammad Rudi di Kantor Camat Galang hanya disambut oleh beberapa perwakilan masyarakat dari Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate.
Ketika dikonfirmasi apakah ada undangan ditujukan kepada seluruh warga Rempang-Galang, baik Ariastuty maupun Kadiskominfo Batam Rudi Panjaitan tak merespons pesan yang terkirim dari WhatsApp redaksi media ini.
Terkait siapa sebenarnya pihak yang dituding warga sebagai tim pengukur dan masuk ke kampung-kampung untuk memasang patok bersamaan dengan waktu pertemuan Rudi di Sembulang, juga tak dijawab Ariastuty maupun Rudi Panjaitan. (red)