BatamNow.com – Rencana pengembangan Rempang Eco-City di Pulau Rempang, Batam, masih berkutat di pusaran polemik penggusuran warga asli di pulau sejarah suku Melayu itu.
Hingga kini Tiongkok dengan rencana pabrik kacanya, belum groundbreaking di kawasan proyek stragis nasional (PSN) itu, meski sedari awal seperti mau lari kencang.
Xinyi Glass Holdings Ltd, perusahaan pabrik kaca dari Cina itu yang didengung-dengungkan hendak berinvestasi senilai US$ 11,5 miliar atau setara Rp 175 triliun, belum juga menjejakkan kakinya di pulau seluas 17 ribu hekatare itu.
Namun di tengah suasana yang masih ‘tegang’ di Pulau Rempang, satu perusahaan dari negara Xi Jinping itu telah ‘merangsek’ di Batam menjadi kontraktor pembangunan beberapa menara gedung yang spektakuler.
Adalah PT China State Construction Overseas Develovment Shanghai (CSCODS) yang kini mulai ‘’mengangkasa” di sini.
Pantauan BatamNow.com di lapangan, perusahaaan asing ini, kini tengah mengerjakan pembangunan Union Square hasil kerja sama dengan PT Citra Buana Batam di komplek komersial Harbour Bay, Sei Jodoh, Batam.
Konstruksi bangunan gedung menara kembar dengan 37 lantai itu kini tengah giat dikerjakan.
CSCODS singkatan merek perusahaan asing yang mengerjakan proyek itu terpampang di gerbang pintu masuk setiap komplek bangunan itu.
Pihak Harbour Bay sudah merilis kerja samanya dengan pihak CSCODS dalam pengerjaan gedung menara di sana pada Februari 2024.
Selain di Harbour Bay, perusahaan dari Cina itu kini juga tengah mengerjakan pembangunan menara kembar berupa condominium di kawasan Nagoya Hill.
Kondominium itu dibangun dua tower dengan ketinggian hingga 32 lantai, dengan rincian tower satu berisi 277 unit dan tower dua terdapat 179 unit.
Nagoya Hill Condominium dirancang dalam satu area terintegrasi dengan Nagoya Hill Shopping Mall and Hotel oleh PT Teguh Metta Internusa.
Sementara di kawasan Marina dekat Hotel Harris, CSCODS telah membangun satu tower gedung dari rencana tiga tower dengan 47 lantai.
Konstruksi tower pertama ini sudah dalam tahap finishing yang dikerjakan sejak Mei 2023.
Apartemen ini adalah milik Opus Bay seperti yang pernah di-launching oleh perusahan Tuan Sing Holdings Limited dari Singapura di Batam, tahun 2023.
Lain lagi pembanguan pabrik PT Nusa Solar Indonesia di Kawasan Industri Terpadu Kabil atau Kabil Integrated Industrial Estate (KIIE) di Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa.
Luas bangunan pabrik sel surya dan modul surya terkemuka di Indonesia itu sekitar 3 kali lapangan bola, dibangun PT CSCODS, sejak tahun 2023 lalu.
Kini pabrik berteknologi N-Type yang paling canggih ini, menyediakan produk surya berefisiensi tinggi. Di kabarkan pabrik ini menjadi pemasok sel surya dan modul surya ke Pulau Rempang yang di sana akan dibangun PLTS dengan tujuan ekspor.
Kehadiran pabrik sel surya ini, disebut-sebut terkait dengan rencana kehadiran investasi Tiongkok di Pulau Rempang.
Datangkan WN Cina Tenaga Kerja Diduga Ilegal
Dalam investigasi BatamNow.com sekitar Februari lalu, satu hal aneh dalam pembangunan pabrik di Kabil ini, bukan saja hanya pekerja level atas yang didatangkan dari Cina, namun berbagai bahan material bangunnan fisik pabrik ini juga dipasok langsung dari Negeri Tirai Bambu itu.
Misalnya, kebutuhan bahan bangunan semen dan lainnya. Bahkan buah-buahan kebutuhan para manajer pembangunan pabrik itu pun disuplai dari Tiongkok.
Para pekerja level atas di sana juga banyak WN Cina yang diduga sebagian bekerja secara ilegal.
Pernah dipermasalahkan para anggota DPRD Kota Batam awal tahun 2024, namun kasus itu lesap ditelan masa.
Disebut-sebut, bukan saja hanya di proses pembangunan proyek pabrik PT Solar Nusa, namun di beberapa proyek pembangunan gedung menara sebagaimana dibeber di atas juga diduga mempekerjakan ratusan WN Cina ilegal yang kini ramai disorot publik.
Investigasi wartawan media ini di lingkungan pembangunan menara Opus Bay di Marina, diperkirakan sejumlah 200 WN Cina terlibat langsung dalam pengerjaan proyek itu.
“Kalau perkiraan kami, pekerja WN Cina sekitar 200 orang lebih, tapi pekerja kasar warga Indonesia lebih bayak sekitar 400 orang, tapi kami kebanyakan pekerja kasar,” kata beberapa pekerja di sana.
Sejumlah pekerja lokal di proyek gedung menara itu, nyaris semua didatangkan dari Tangerang, Provinsi Banten.
Lalu bagaimana pengawasan pihak Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, atas keberadaan WN Cina yang diperkirakan 200-an lebih dan diduga sebagian bekerja ilegal di proyek CSCODS itu?
Kepala Kantor Imigrasi TPI Batam Samuel Toba yang dikonfirmasi BatamNow.com lewat gawai pada Rabu (02/10/2024), hanya menjawab singkat: akan melakukan pengecekan di lapangan.
Sementara Ketua DPP Kepri LI-Tipikor dan Hukum Kinerja Aparatur Negara, Panahatan SH, ikut meyoroti dugaan keberadaan pekerja WN Cina yang ilegal ini.
“Kami juga sudah lama mendengar isu itu dan tim kami sedang menginvestigasi ke lapangan untuk mencari fakta-faktanya dan hasilnya akan kami rilis,” katanya.
Menjawab BatamNow.com, Panahatan mendorong pihak kantor imigrasi, mulai sekarang mesti lebih
ketat melakukan pengawasan atas masuknya WN Cina secara masif ke Batam dan diduga banyak yang bekerja dengan menyalahgunakan visa kunjungannya.
“Proyek yang digarap perusahaan kontraktor dari Cina di pembangunan gedung menara di Batam masih jauh lebih kecil dari rencana di Pulau Rempang, yang diperkirakan mendatangkan pekerja dari asal investor secara masif, ini harus hati hati,” tegas Panahatan mewanti-wanti instansi pengawasan orang asing di negeri ini.
Dikutip BatamNow.com dari Wikipedia, PT CSCODS adalah perusahaan jasa konstruksi asal Cina yang berlokasi di Jakarta Barat. CSCODS merupakan perusahaan konstruksi terbesar di dunia berdasarkan pendapatannya.
CSCODS telah berinvestasi di Indonesia untuk pembangunan jalan tol, apartemen, dan kawasan industri. Selain itu, CSCODS juga menyediakan tenaga kerja kebersihan dan manpower supply, pelatihan keamanan, peralatan keamanan, dan layanan pengawalan. Wow! (red)