BatamNow.com – Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Erikson Pasaribu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) menyesalkan tindakan PT Moya Indonesia yang memvonis kenaikan rekening tagihan pelanggan yang bengkak karena kebocoran.
PT Moya dengan mudahnya mengatakan bahwa ada kebocoran “instalasi dalam” konsumen yang menimbulkan meroketnya tagihan air.
“Enak saja PT Moya mengatakan ada kebocoran di instalasi, jika benar ada kebocoran pasti masyarakat perbaiki karena mereka juga berfikir mau bayar,” jelas Erikson.
“Bapak/ibu tolong, jangan jika ada sesuatu langsung memvonis masyarakat yang disalahkan, saya tidak suka” ucap Erikson berapi-api.
Demikian dilaporkan Panahatan wartawan BatamNow.com dari gedung dewan di Engku Putri, Rabu (13/01/2021) siang.
Selain itu jawaban dari General Manager Sumber Daya Air, Limbah dan Lingkungan BP Batam, Ibrahim Koto yang rada lucu, muncul ketika menjawab salah satu anggota dewan yang hadir dalam RDP itu.
Yang dimasalahkan DPRD dan sejumlah pelanggan soal rekening tagihan air yang meroket membabi buta, tapi Koto mejelaskan kondisi semua waduk di Batam yang penuh dengan air baku.
Tidak hanya pada RDP ini BP Batam selalu membanggakan air yang penuh di 6 waduk di Batam.
Dalam beberapa momen belakangan ini, BP Batam selalu mempublis waduk yang penuh air hujan itu.
Seolah penuhnya air di sejumlah Waduk itu karena kinerja pihak pemilik Sumber Daya Air, yakni BP Batam.
Padahal semua orang tahu karena faktor alam, dimana intensitas hujan tinggi di Batam dalam 7 bulan di tahun 2020 dan 2021.
Lucunya, ikut-ikutan pula pihak PT Moya mempublis itu padahal keberadaan perusahaan outsourcing untuk operating and maintanance (OM) pengelola Sistem Penyediaan Air Minim(SPAM) itu baru dua bulan di Batam.(*)
Betullll selalu masyafakan yg kena dampaknya
Seharusnya waktu RDP ditayangkan di youtube spy terbuka dan masyarakat… Baca Selengkapnya