BatamNow.com – Pihak PT Moya Indonesia jorjoran pencitraan dan mengklaim kemajuan yang diraihnya.
Sementara kasus-kasus tagihan meroket masih terus menghantui konsumen.
Ada apa dengan kualitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) PT Moya yang tak kunjung beres ini?
Tengoklah apa yang dialami KS. Pemakaian kubikasi airnya baru hanya 6 m3. Karena meteran di rumahnya baru dipasang Januari. Rumah itu belum dihuni.
Tapi, tetiba dari PT Moya muncul tagihan yang sempat menghenyakkan konsumen air minum itu.
Dia terkena tagihan RP 1 Juta lebih atas pemakaian kubikasi disebut di atas.
Lantas dia pun menumpahkan kekesalannya lewat grup media sosial W*.
Lewat akun itu, dia minta tolong karena baru saja dipasang meteran tanggal 25-01-2021.
Dia pun mempertanyakan apakah sudah ada kenaikan harga?
Memang pihak PT Moya, agaknya buru-buru merespon aduan dan keluhan KS itu.
Lantas mengapa sampai tagihan pemakaian air minum KS ini tetiba membengkak?
Adakah instalasi dalam rumah KS bocor sebagaimana alasan sepihak yang sering dilontarkan manajemen PT Moya selama ini?
Sumber BatamNow mengatakan, dari pihak Moya mengakui salah sistem. Setelah pengakuan itu tagihan katanya menjadi nol rupiah.
Kok bisa?
Lain lagi yang dialami Y yang tinggal di daerah Sekupang.
Demikian juga LS konsumen air minum di Patam, Batam.
Tagihan air mereka membengkak alias meroket.
Ditemui saat mereka berdua mengadukan masalahnya di Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) di Sekupang, Jumat (19/02/2021).
Baik KS, Y maupun LS contoh kecil dari sekian lagi yang terus menerus terdampak tagihan membengkak.
Soal tahihan meroket, tampaknya, tak kunjung berakhir. Mereka korban dari karut marutnya pelayanan PT Moya.
Dari kasus yang dialami KS dan yang lain, hampir dapat dipastikan, persoalan tagihan pemakaian air minum yang meroket ini, akibat amburadulnya sistem pelayanan BP Batam-PT Moya. Dan tampaknya berketerusan.
Kondisi inilah menurut Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardianto dan Utusan Sarumaha, bahwa pelayanan PT Moya tidak profesional.
Selain tidak profesional, kata Sarumaha, pihak perusahaan Salim Group ini juga melakukan kegaduhan dalam pelayanan air minum di Batam.
Semula pihak PT Moya menyebut bahwa tagihan membengkak itu konsekuensi dari konsumen sendiri.
Karena instalasi dalam mengalami kebocoran. Alasan pihak Moya inilah yang disebut mengada-ngada.
Ada tagihan meroket sampai Rp 36 Juta dari hanya Rp 130 Ribu pemakaian bulan sebelumnya.
“Bayangkan, terlalu,” ujar salah seorang konsumen yang mengeluh ke media ini Januari lalu.
Tapi berkaca dari kasus yang dialami KS, sangat sulit bagi manajemen PT Moya mencari celah untuk berkelit lagi.
Pihak PT Moya harusnya “angkat bendera putih”, mengakui kesalahan dan berterus terang atas kelemahan sistemnya, paling tidak di kasus KS. Dan sangat besar kemungkinan bagi yang lainnya, selama tiga bulan ini.
Beruntung KS masalahnya cepat diredam pihak PT Moya agar tak merebak ke mana-mana. Postingan di akun itu pun tetiba menghilang (tidak dapat diakses).
KS juga mengatakan permasalahanya sudah clear. Sudah ada klarifikasi dari pihak PT Moya dan menyampaikan PERMINTAAN MAAFNYA .
“Saya menghargai permintaan maafnya,” kata KS.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari masalah KS, TERNYATA manajemen PT Moya mengakui kesalahan sistemnya.
Media ini masih menginvestigasi akanpenyelesaian nasib para konsumen lain dengan tagihan membengkak selama ini.
Termasuk nasib Y, LS dan lainnya yang masih terdampak tagihan meroket ini.
Karena pantauan BatamNow, sesungguhnya masih banyak konsumen yang pasrah melunasi tagihan membengkak itu.
Mereka tak tahu mau mengadu ke mana lagi.
DPRD Batam agaknya kehabisan tenaga dan akal mengatasi derita rakyatnya, khususnya di pusaran masalah pelayanan air minum ini.
Pansus yang digaungkan DPRD Batam pun kini senyap tak terdengar lagi.
Satu hal yang menggelikan atas dugaan system error PT Moya ini. Seorang pengacara yang tak asing lagi di Batam memposting tentang tagihan airnya di bulan Februari untuk pemakaian Januari.
Ia menulis, Begini, Pas tadi mau bayar tagihan air#Moya. Petugas bilang sudah #dibayarkan. Apa sisa kelebihan bulan lalu ya. Atau gara2 awak…!
Diasumsikan pengacara ini, tagihan air minumnya seakan sudah dibayarkan orang lain. Bayangkan amburadulnya sistem pengelola air ini.
Ada pengacara yang sampai memposting unek-uneknya di pusaran masalah air minum.
Ada juga seorang tokoh asosiasi pengusaha yang mengaku kucuran air di rumahnya lebih kencang air k*nc*ngnya.
Beberapa kali media ini melakukan konfirmasi atas berbagai masalah di atas ke manajemen PT Moya lewat Corporate Communication Managernya Astriena Veracia, namun tak ada respon.
Ada-ada saja. Oh, SPAM Batam?(tim)