BatamNow.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut diskusi terkait subsidi minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter sempat berlangsung alot karena pemerintah harus memilih antara minyak goreng curah atau kemasan.
Dilansir CNNIndonesia.com, Menkeu menyebut pilihan subsidi ke minyak goreng kemasan dikarenakan akuntabilitas atau pertanggungjawaban yang menanti pihaknya. Sebab, akan sulit melacak ke mana APBN menyasar jika yang disubsidi adalah minyak curah.
Sedangkan untuk minyak kemasan, lanjut dia, bisa dipertanggungjawabkan karena pabrikannya jelas dan bisa diketahui berapa liter minyak yang dikeluarkan.
Walau bisa dipertanggungjawabkan saat audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun Ani, akrab sapaannya, menyebut pilihan tersebut juga mendapat kritikan karena dianggap pemerintah memihak ke pengusaha.
“Lebih mudah minyak goreng kemasan karena ada pabrikannya, namun akan menimbulkan persepsi. Biasanya ada politisi mengatakan lebih memihak pabrikan padahal enggak, itu dari sisi efektivitas dan akuntabilitas bisa dipertanggungjawabkan,” terang Ani, pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (27/01/2022).
Di sisi lain, ia menyebut kebijakan juga harus diputuskan dan diekseskusi secara cepat guna membantu masyarakat segera. Karena itu, pihaknya memilih memberikan subsidi ke minyak goreng jenis kemasan dibandingkan minyak curah yang lebih banyak dikonsumsi masyarakat kecil.
Seperti diketahui, pemerintah memberikan subsidi minyak goreng curah lewat ritel modern dan pasar tradisional. Namun, pada implementasinya stok minyak goreng di minimarket malah kosong dan pedagang pasar menjerit tak kebagian stok minyak goreng Rp 14 ribu. (*)