BatamNow.com – Tampak dari udara, areal muka Kantor BP Batam di Batam Center, menghitam. Itu disebabkan massa Aliansi Pemuda Melayu menggelar unjuk rasa, Rabu (23/08/2023).
Merangkum berbagai sumber, hitam menjadi salah satu warna yang acap digunakan suku Melayu selain triwarna utama (merah, kuning, hijau).
“Kami sengaja pakai warna hitam sebagai lambang keberanian kami,” kata Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu Dian Arniandi kepada BatamNow.com, di depan Stadion Temenggung Abdul Jamal, sebelum unjuk rasa, Rabu (23/08/2023) pagi.
Melansir brainly.co.id, warna hitam sering digunakan pada pakaian untuk orang-orang hebat suku Melayu. Warna hitam melambangkan kesetiaan hingga ketabahan bertanggung jawab.
Massa aksi tiba di depan Kantor BP Batam sekira pukul 09.30 WIB. Dari atas mobil komando, perwakilan warga berorasi.
“Kami minta Pak Rudi keluar,” kata Dian dengan pengeras suara dari atas mobil komando.
Sekitar pukul 09.45, Muhammad Rudi keluar. Setelah berunding, kemudian disepakati warga akan mengirimkan 4 perwakilannya untuk menyampaikan tuntutan mereka dalam pertemuan di dalam Kantor BP Batam.
Warga Rempang, Galang, sudah menyiapkan draf surat berisi tuntutan mereka utamanya soal penolakan relokasi 16 kampung tua/lama di Rempang. Surat itulah yang harus ditandatangani, tidak dikurangi, tidak ditambahi, kata orator unjuk rasa.
Namun hingga, pukul 11.51, perwakilan warga maupun Muhammad Rudi belum keluar juga dari Kantor BP Batam. Saat menunggu, massa sempat memanas dan mendorong gerbang depan gedung berlogo elang emas itu.
Diberitakan, aksi Aliansi Pemuda Melayu hari ini, Rabu (23/08), di depan Kantor BP Batam, untuk menyuarakan beberapa tuntutan yang utamanya soal penolakan relokasi terhadap 16 titik kampung tua/lama di Pulau Rempang, Galang.
Relokasi seluruh warga tempatan dari Pulau Rempang, dinilai tak sesuai dengan spirit petuah Hang Tuah sang tokoh legendaris Melayu yang menyuarakan: ‘Takkan Melayu Hilang di Bumi’.
“Kalau digusur 16 titik kampung tua itu, hilang 1 regenerasi. Iya bisa hilang Melayu di Rempang, tak ada lagi Melayu-nya,” jelas Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu Dian Arniandi kepada BatamNow.com, Minggu (20/08) malam.
Diberitakan, wacana relokasi warga Rempang dari kampungnya, mencuat pasca diumumkannya rencana pengembangan kawasan Eco-City oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) di lahan seluas 17.000 hektare di satu Pulau Rempang ditambah sebagian Pulau Galang.
@batamnow Areal Kantor BP Batam Menghitam, Massa Aliansi Pemuda Melayu Tolak Relokasi Kampung di Rempang Baca beritanya di BatamNow.com #batamnow #batam #rempang #galang #barelang #kotabatam #bpbatam #batamhits #batamnews #batamisland #batampunyacerita #semuatentangbatam #jokowidodo #jokowidodopresidenkita #fypシ゚viral #fypシ #fyp ♬ Ibu Pertiwi – Iwan Fals
Warga tempatan menegaskan bahwa sejatinya mereka mendukung masuknya investasi dan pembangunan ke Rempang, Galang. Namun, mereka juga menolak dengan tegas bila kampung tua/lama serta kuburan nenek moyangnya harus digusur/direlokasi.
Pantauan di lokasi, Rabu (23/08) pukul 10.00 WIB, massa Aliansi Pemuda Melayu masih menggelar unjuk rasa dan menyampaikan tuntutan mereka di depan Kantor BP Batam. (red)