BatamNow.com – Singapura telah menolak pasokan babi hasil ternak dari Pulau Bulan, Batam, sejak akhir April lalu karena terinfeksi virus demam babi Afrika mematikan atau African Swine Fever (ASF).
Namun pantauan wartawan BatamNow.com di beberapa pusat penjualan di Batam pada Jumat (05/05/2023) pagi, suplai daging babi dari hasil ternak PT Indotirta Suaka di Pulau Bulan beredar secara bebas.
“Ya benar, hampir semua daging babi yang dipasarkan di Batam suplai dari ternak Pulau Bulan,” ujar beberapa pedagang daging babi di beberapa pasar di Batam.
Menurut mereka, belum ada larangan dari pihak manapun hingga kini, meski heboh soal virus babi ini di Singapura.
Terkait merebaknya berita virus babi dari Pulau Bulan yang menghebohkan Singapura itu belum terkonfirmasi dengan manajeman PT Indotirta Suaka. Demikian juga dengan Balai Karantina Hewan Tanjungpinang yang membawahi ternak babi Pulau Bulan.
Mengutip laman Career Development and Assessment Universitas IPB, PT Indotirta Suaka dalam merupakan perusahaan agrobisnis bidang peternakan terpadu berorientasi ekspor dan berskala internasional yang berada di Pulau Bulan, Kota Batam.
Ramai diberitakan media Singapura, konsinyasi babi hidup dari Pulau Bulan di Indonesia ke Singapura terkonfirmasi virus ASF.
Virus itu terdeteksi pada akhir April lalu dari bangkai babi di rumah pemotongan hewan di Jurong, tempat hewan tersebut disembelih untuk dimakan, kata Badan Pangan Singapura (SFA).
Ini adalah pertama kalinya ASF terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura, kata SFA.
SFA menambahkan telah menghentikan impor babi hidup dari Pulau Bulan, yang menyumbang sekitar 15 persen dari total pasokan daging babi Singapura. Ini merupakan sekitar dua per tiga dari pasokan daging babi yang baru disembelih di Singapura.
Investigasi ke Pulau Bulan, kata pejabat Singapura, sedang berlangsung di peternakan di Pulau Bulan, yang dekat Batam.
SFA mengatakan: Karena situasi saat ini, akan ada gangguan sementara pada pasokan daging babi yang baru disembelih mulai hari Minggu.
Berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, pada periode Januari-November 2022, Pulau Bulan menyuplai 240.117 ekor babi untuk kebutuhan impor Singapura. Nilai ekonomi ekspor babi tersebut mencapai Rp 785 miliar.
Singapura mengimpor daging babi dari lebih dari 20 sumber, termasuk babi hidup dari Sarawak di Malaysia Timur, serta babi dingin atau beku dari Australia, Brasil, dan negara lain.
Ketika Singapura “siaga 1” atas temuan virus babi ini, pemerintah Indonesia, tampaknya, masih di pusaran wacana penanganannya.
Malah penjualannya meningkat alias laris manis menurut para pedagang di Batam meski harga daging babi naik dari Rp 85 ribu menjadi Rp 95 ribu, saat isu virus ASF merebak. Informasi diperoleh BatamNow.com, Pulau Bulan menyuplai sekitar 20-30 ton kebutuhan daging babi untuk Kota Batam setiap harinya.
“Kami sedang mendalami itu. Penemuannya seperti apa dan kami akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu. Dan itu lagi-lagi itu isu-isu yang bisa muncul setiap saat,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi kepada media seusai acara Halal Bihalal di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis (04/05/2023).
Bahkan sesuai investigasi BatamNow.com para penjual daging babi dari Pulau Bulan tak peduli dengan mewabahnya virus ini.
“Ah kita nggak ngerti apa itu virus babi pak, biasa aja, normal saja penjualan kami, harga pun mahal pak sekarang, walau banyak pasokan terakhir ini dari Pulau Bulan, kalau soal virus itu saya dengar tapi manalah kami tahu bahaya apa tidak, buktinya pemerintah tak pernah memberikan penyuluhan ke pedagang, tak ada itu,” kata para pedagang.
Mereka juga mengatakan jangan membandingkan Singapura dengan Indonesia. Mungkin juga pemerintah Indonesia tahu tapi bisa jadi virus itu tak berbahaya atau tak peduli.
Informasi lain yang didapat wartawan media ini dari para pedagang daging babi di Batam, beberapa anggota DPRD disebut-sebut nyambi jadi “juragan” daging babi dari Pulau Bulan. “Itu sudah lama pak beberapa anggota DPRD terlibat jadi bos agen daging babi dari Pulau Bulan,” ujar mereka.
Soal dugaan keterlibatan para legislator Kepri dan Batam ini juga belum terkonfirmasi dan wartawan media ini akan mencoba mendalaminya. (tim)