BatamNow – Pelabuhan Batu Ampar di Batam akan menjadi National Logistics Ecosystem (NLE) percontohan nasional, kata Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam, Nelson Idris.
Sistem pelayanan berbasis platform digital ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008, tentang penggunaan sistem elektronik dalam kerangka Indonesia National Single Window (INSW).
INSW, yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal dan sinkron. Pembuatan keputusan secara tunggal untuk merapikan pemberian izin dan fisik kepabeanan yang cepat, efisien dan efektif.
Selanjutnya untuk mendukung sukses INSW, maka dibentuklah National Logistics Ecosystem (NLE).
Nelson menjelaskan, Batam menjadi pilot project penerapan sistem ini. Jika sistem ini berjalan dengan baik, maka akan diduplikasi di kota-kota Indonesia lainnya.
Pada akhirnya secara nasional, sistem ini akan terintegrasi dan disebut National Logistic Ecosystem (NLE).
Terkait Batam dijadikan sebagai pilot project, maka dibentuklah Batam Logistic Ecosystem (BLE).
Ditambahkannya, untuk mendukung BLE maka dibuatlah suatu master data yang bisa digunakan bersama. Selanjutnya dibuat aplikasi single entry yang melibatkan regulator BP Batam, Kantor Pelayanan Bea Cukai Batam, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam, Kantor Imigrasi Batam danBalai Karantina Batam.
Dengan kata lain sekali data di-entry di di-input di satu Institusi itu, maka secara otomatis link dengan Institusi lainnya.
Single entry ini, untuk sementara digunakan khusus untuk Floating Storage Unit (FSU) dan Ship-to-Ship (STS). Bila ini berjalan dengan baik akan diperluas.
“Bahwa sejak bulan Februari 2020, aktifitas FSU telah berjalan di Batam. Sudah ada kegiatan FSU di area labuh di Batu Ampar,” ucapnya.
Kemudian Nelson menjelaskan tahapan- tahapan sistem ini.
Jika satu kapal asing yang masuk ke sini, mereka harus mengurus Pemberitahuan Kedatangan Kapal Asing (PKKA). Dulu mengurus PKKA ini harus di Jakarta, di Kementerian Perhubungan. Proses waktu sampai 3-4 hari kerja.
Tetapi dengan adanya perubahan lewat aplikasi dan pemberian kewewenangan khusus kepada KSOP Batam dan Tanjung Balai Karimun, maka penerbitan PKKA dapat dipersingkat menjadi hitungan jam saja
Selanjutnya dari data yang masuk otomatis link di KSOP. PKKA-nya langsung keluar dan data kapal yang sama dapat dibaca secara otomatis juga di BP Batam.
Selanjutnya BP Batam dengan segera mengeluarkan rekomendasi yang diminta. Begitu juga di Bea Cukai, berdasarkan link rekomendasi yang dikeluarkan BP Batam, maka BC bisa langsung mengeluarkan izin pemindahan muatan.
“Jadi pengusaha sekarang kita permudah,” ucapnya. Mereka sudah dapat menggunakan proses digitalisasi bisnis ini, sehingga para pengusaha jadi lebih gampang.
Dengan sistem ini, pengusaha lebih sedikit berhubungan dengan orang-orang seperti selama ini. Sebab dengan kultur birokrasi lama, berhubungan dengan banyak orang-orang, itu menjadi kurang baik bagi pengusaha.
Lewat sistem ini, para pengusaha tidak perlu lagi mengeluarkan biaya-biaya yang selama ini membebani mereka di setiap tahapan pengurusan dokumen di masing-masing institusi.
Untuk mempercepat sistem ini berjalan, Nelson mengakui telah melakukan konsolidasi dengan dukungan bersama para staf dan karyawan.
Demikian juga support dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sehingga single entry itu sudah berjalan dengan baik.
Sistem ini juga akan dibuatkan mobile-nya sehingga nantinya semua pengurusan proses ekspor dan impor barang akan dapat dikerjakan secara otomatis lewat handphone.
“Jadi itu gambaran single entry dan BLE, untuk selanjutnya akan terintegrasi ke NLE dalam rangka mendukung INSW,” jelasnya.
FSU Mulai Berjalan
Nelson pun menjelaskan soal FSU di perairan pada area labuh, dulu kan dibatasi. Sekarang atas perintah Menko Kemaritiman dan Investasi, area itu dapat digunakan, kata Nelson.
“Bagi yang lego jangkar, silahkan di area ini, dan koordinatnya kemudian akan dikeluarkan oleh KSOP,” katanya.
Menurut Nelson, penetapan koordinat lego jangkar ini menyesuaikan dengan kapalnya.
Misalnya kapal yang besar, ditentukan di area yang lebih dalam, dan kapal yang kecil di area yang lebih dangkal.
Aktifitas FSU juga melibatkan pihak swasta. Sudah ada beberapa swasta yang beraktifitas di sana. Ada kapal besar dengan panjang 330 M dengan Gross Tonnage (GT) 180.000. Artinya, kedalaman laut kita cukup untuk menampung kapal besar.
Untuk spesifikasi kapal yang dapat lego jangkar di area itu, Nelson menyarankan untuk menanyakan langsung KSOP.
Secara prinsip yang dibutuhkan draft kapalnya, dan draft kapal itu ada di ship particular. Terpenting adalah Izin Timbun dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kalau perusahaannya tidak memiliki Izin Timbun dari Kementerian ESDM, no-way,” ucap Nelson.
Ini yang terkait aktifitas FSU dan STS di area labuh di Batu ampar ini.
Menuju Green Port
Semua skenario sistem yang dijelaskan tadi, menghantarkan pelabuhan Batu Ampar menuju Green Port pertama dan percontohan di Indonesia.
Saat ini, BP Laut bekerjasama dengan Sucofindo sebagai konsultan yang membuat persyaratan-persyaratan untuk bisa menjadi Green Port.
Begitu persyaratan-persyaratan keluar, maka bagian-bagian mana yang kurang akan diperbaiki. Sebagai contoh, pelabuhan yang diberitakan BatamNow sebelumnya, telah mulai dilakukan perbaikan. Begitu juga dengan pergudangan, juga akan ada perbaikan-perbaikan dikemudian hari, beserta infrastruktur lainnya.
Proses menuju Green Port membutuhkan tahapan-tahapan. Misalnya, dalam beberapa hari ini pihak dari Kementerian Perhubungan akan datang untuk melakukan audit. Begitu juga dengan Institusi lainnya, berkaitan dengan proses Pelabuhan Batu Ampar menuju Green Port.
Jika Pelabuhan Batu Ampar sukses menjadi Green Port pertama di Indonesia, maka Indonesia lainnya akan mengikuti menuju Green Port.
Untuk itu juga misi kehadiran Menteri Koordinator Kemaritiman di Batam berkaitan dengan National Logistics Ecosystem (NLE).
Lalu kapan dimulai dan realisasinya?
Kita kan sudah mulai, tapi secara komprehenshif, butuh waktu. Mudah-mudahan tahun 2021 sudah berjalan. Tutupnya. (Junpa)