BatamNow.com, Jakarta – Rencana penutupan seluruh gerai Giant pada 31 Juli 2021 menjadi topik yang hangat diperbincangkan belakangan ini. Meski ada sebagian kecil di antaranya bersalin rupa menjadi gerai Hero Supermarket ataupun IKEA, kabar ini tak pelak menambah daftar panjang industri yang sangat terimbas oleh pandemi Covid-19.
Dilansir Tempo.co, Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk. Patrik Lindvall menjelaskan panjang lebar soal kondisi industri retail di Tanah Air saat ini hingga akhirnya perseroan mengambil keputusan menutup gerai Giant yang dipoperasikan sejak 2002 tersebut. Berikut petikannya.
Apa alasan perusahaan akhirnya memutuskan untuk menutup Giant dan lebih fokus ke Hero Supermarket, Guardian, dan IKEA?
Keputusan itu merupakan hasil dari tinjauan strategis yang kami lakukan di masing-masing portofolio brand kami yaitu Hero Supermarket, Guardian, IKEA, dan Giant. Hero Supermarket, Guardian, dan IKEA merupakan tiga brand yang berperforma kuat selama beberapa tahun terakhir dan kami percaya prospeknya juga tetap kuat di masa depan.
Kalau kita mengambil satu langkah ke belakang, tentu saja keputusan ini tidak datang dalam waktu cepat. Kami sudah melihat tren di industri hipermarket selama bertahun-tahun, tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global dan regional.
Kami melihat peretail seperti Walmart (AS), Carrefour (Perancis), Tesco (Inggris) sudah menjauh dari industri hipermarket. (Hal itu karena) ada perubahan perilaku belanja konsumen yang lebih memilih berbelanja di toko yang lebih kecil dan dekat dengan tempat tinggal. Dan kami melihat tren yang sama itu juga terjadi di indonesia.
Pada saat bersamaan, perlu diingat bahwa kami dalam beberapa tahun terakhir sudah melakukan optimalisasi Giant. Kami melakukan upgrade toko dan menjaga kualitas produk.
Tapi perubahan tren di konsumen itu tetap bertahan. Dan kami melihat perubahan itu makin cepat bergerak pada masa pandemi. Sebenarnya keputusan ini bukan karena dampak pandemi saja, tapi juga karena perubahan perilaku belanja konsumen.
Itu yang membuat kami perlu mengambil keputusan ini sebagai perusahaan, untuk kebaikan semua pihak di masa depan Pada saat bersamaan, untuk segmen kelas atas di sektor groseri (lewat Hero Supermarket), trennya masih menjanjikan dan less fragile.
Kami melihat respons konsumen tetap positif. Begitu juga dengan di Guardian, tetap positif, dan IKEA. Tapi kalau melihat Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket dapat dilihat portofolio kami sebenarnya beragam dan tidak hanya untuk pasar kelas atas.
Bagaimana pandangan Anda tentang industri peretail di Indonesia?
Pandemi adalah sesuatu yang belum pernah kita dirasakan sebelumnya, tidak ada yang pernah mengalami kondisi seperti ini. Semua peretail terkena dampaknya. Ketika kita datang ke toko dapat dilihat banyak sekali penyesuaian, kita semua tahu industri peretail menjadi salah satu yang paling terpukul di masa pandemi ini.
Di sisi lain, seiring dengan dijalankannya program vaksinasi kami melihat ada tanda-tanda kecil akan datang pemulihan di industri. Orang mulai percaya diri untuk keluar rumah dan lebih nyaman bergerak di ruang publik.
Tentu saja kami melihat dan berharap ada potensi pertumbuhan industri lagi di masa depan. Tapi, saya ingin mengatakan kami menyadari dalam jangka pendek ini masih akan penuh tantangan, khususnya untuk PT Hero.
Seperti peretail yang lain, kami tidak punya peta. Kami tidak punya peta untuk menavigasi akhir dari pandemi ini. Tapi beruntungnya, kami memiliki nilai-nilai yang tetap kami junjung untuk selalu melayani pelanggan kami dengan cara-cara paling baik.
Dan saya ingin mengatakan hal itu sangat membantu kami di masa pandemi sejauh ini. Itu juga akan menjadi panduan kami ke depannya dan menambah nilai kami. Saya menyadari pandemi ini sangat sulit bagi semua orang.
Tapi menurut saya yang penting jika kita fokus pada kekuatan inti kita dan mau mengambil selangkah di depan untuk melayani pelanggan. Kami di PT Hero dapat melakukan itu, kami akan fokus pada kekuatan kami di seluruh brand yaitu Hero, Guardian, dan IKEA. Ini lah upaya kami untuk menghadapi transisi di masa pandemi hingga setelah pandemi. Kami akan terus menyediakan pengalaman konsumen yang memuaskan bagi pelanggan.
Soal perubahan perilaku konsumen juga disebutkan oleh pengamat retail Yongky Susilo. Perubahan perilaku konsumen khususnya kelas menengah atas yang bergeser dari semula mengunjungi toko berformat besar menjadi gerai yang lebih kecil tapi tak diikuti dengan inovasi hipermarket.
Ia berpesan soal pentingnya lokasi kepada PT Hero Supermarket Tbk. yang berencana mengalihkan bekas gerai-gerai Giant menjadi IKEA atau Hero Supermarket. Jika lokasi bekas Giant di area dengan masyarakat mayoritas menengah ke bawah, tentu tidak bisa untuk diubah menjadi Hero Supermarket.
Begitu juga jika ingin menyulap gerai Giant menjadi IKEA, menurut Yongky, perlu studi daya beli masyarakat yang mendalam. “Kalau (daya beli masyarakat) terlalu rendah, masyarakat hanya datang untuk jalan-jalan di dalam toko,” kata dia, Selasa, 25 Mei 2021.
Menurut Yongky, Hero Supermarket punya kesempatan besar untuk mengubah gerai Giant ke format yang lebih menguntungkan karena target pasarnya adalah masyarakat menengah ke atas. Oleh karena itu, lokasi yang harus dipilih adalah yang berdekatan dengan kelompok masyarakat menengah ke atas dan harus mampu bersaing dengan format supermarket yang mereknya sedang naik daun.(*)