BatamNow.com, Jakarta – Pemerintah Singapura melaporkan 456 kasus Covid-19 baru pada Sabtu siang (01/01/2022), termasuk 260 infeksi impor. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam dua pekan terakhir atau sejak 15 Desember.
Jika membandingkan dengan Indonesia, maka angka kasus Covid-19 Singapura dua kali lipat lebih banyak. Kemarin, Indonesia mencatat 180 kasus secara nasional.
Dilansir CNBCIndonesia.com, dari jumlah 456 kasus tersebut, 196 ditularkan secara lokal, terdiri dari 187 di masyarakat dan sembilan di asrama pekerja migran.
Kemudian sebanyak 155 infeksi Omicron baru dikonfirmasi pada hari Sabtu, terdiri dari 128 kasus impor dan 27 kasus lokal.
Ada satu kematian, menjadikan jumlah kematian akibat Corona secara keseluruhan di negara itu menjadi 829, menurut statistik infeksi terbaru di situs web Kementerian Kesehatan (MOH).
Hingga Sabtu, Singapura telah mencatat 279.861 kasus Covid-19 sejak awal pandemi. Kasus Covid-19 harian dan infeksi Omicron baru yang dikonfirmasi disajikan sebagai dua set data terpisah di situs web MOH.
Tingkat pertumbuhan infeksi mingguan naik tipis dari 0,82 pada hari Jumat menjadi 0,85 pada hari Sabtu. Ini merupakan kenaikan hari kedelapan berturut-turut.
Angka tersebut mengacu pada rasio kasus komunitas selama seminggu terakhir selama seminggu sebelumnya. Itu tetap di bawah 1 sejak 13 November, menunjukkan bahwa jumlah kasus Covid-19 mingguan baru turun.
Sementara itu dari sisi penggunaan rumah sakit, tingkat pemanfaatan unit perawatan intensif (ICU) mencapai 43,7 persen, turun dari 46,2 persen yang dilaporkan pada hari Jumat.
Ada 263 pasien di rumah sakit, dengan 44 membutuhkan suplementasi oksigen. Di ICU, enam pasien memerlukan pemantauan ketat sementara 14 pasien sakit kritis.
Pada hari Jumat, 91 persen dari populasi Singapura yang memenuhi syarat telah menyelesaikan rejimen vaksinasi penuh mereka di bawah program vaksinasi nasional.
Angka ini diperbarui dengan memasukkan anak-anak berusia lima hingga 11 tahun setelah vaksinasi untuk kelompok usia ini dimulai pada hari Senin. Sekitar 41 persen dari total populasi telah menerima suntikan booster vaksin mereka. (*)