BatamNow.com, Jakarta – Kasus Covid-19 Singapura kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang setahun terakhir ini. Rabu (22/09/2021), tercatat 1.453 kasus lokal dengan tiga kematian baru.
Dilansir CNBCIndonesia.com, kasus lokal terdiri dari 1.277 kejadian di komunitas dan 176 kasus asrama. Namun Kementerian Kesehatan (MOH) menegaskan 97,9% kasus merupakan gejala ringan.
Meski demikian ada 147 kasus dengan gejala serius dan membutuhkan bantuan oksigen. Sementara 17 kasus lain kritis dan dirawat di ruang ICU rumah sakit.
Mengutip Worldometers, ada 9.198 kasus Covid-19 aktif saat ini. Sejak awal pandemi Singapura mencatat 81.356 kasus.
Khusus kematian, kini total warga yang meninggal tercatat 68 orang. Mereka yang meninggal terdeteksi berumur 50 hingga 90 tahun, namun dikatakan belum divaksinasi.
Kenakan kasus sudah diprediksi pemerintah Singapura awal bulan ini. Bahkan akhir September, kasus Covid-19 harian di Singapura diyakini mencapai 2.000 per hari.
Ini akibat tingkat reproduksi virus yang tinggi di negeri tetangga RI itu. Pemerintah pun sudah mewanti-wanti agar warga dengan gejala ringan, sudah divaksin dan tidak memiliki kormobid diisolasi mandiri (mandiri) di rumah.
MOH juga menyarankan pasien ke fasilitas perawatan masyarakat alih-alih rumah sakit. Termasuk menyiapkan lebih banyak fasilitas perawatan masyarakat yang bisa dipakai darurat dalam minggu mendatang.
Sementara itu, dalam postingan di Facebook, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menegaskan bagaimana unit darurat (A&E) serta bangsal umum ‘di bawah tekanan’. Tiga rumah sakit umum telah memperingatkan waktu tunggu yang lebih lama untuk pasien masuk departemen A&E, Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH), Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) dan Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH).
“Minggu terakhir sangat berat,” kata staf TTSH awal pekan ini, menambahkan bahwa mereka telah menerima kasus positif dan dugaan ‘lebih tinggi dari biasanya’ melalui ambulans dan walk-in di A&E-nya, dikutip dari media setempat.
“Dengan lonjakan kasus komunitas, kami bekerja keras untuk membuka lebih banyak ruang tunggu dan penyaringan, dan mengaktifkan lebih banyak bangsal dan staf untuk meningkatkan respons Covid-19 kami. Karenanya mungkin ada ketidaknyamanan seperti waktu tunggu yang lebih lama, janji temu klinik yang dijadwalkan ulang atau pembatasan kunjungan.”(*)