BatamNow.com – Dewan Mahasiswa Posko Perjuangan Rakyat (Dema Pospera) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meminta BP Batam tak perlu berkelit soal tingginya tingkat pengangguran di Batam.
Ketua Dema Pospera Provinsi Kepri Wawandika menyarankan agar BP Batam introspeksi diri ketimbang mencari pembenaran dan alasan apalagi pencitraan.
“Terbukti tingginya pengangguran di Kota Batam, akibat banyaknya perusahaan yang hengkang keluar Batam,” ujar Wawandika, Selasa (15/11/2022).
Sebelumnya, Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait dalam keterangan persnya menyebutkan ada oknum wakil rakyat yang menyambangi kantornya dan dinilai kurang bijak menyikapi persoalan tenaga kerja di Batam. “Seharusnya seorang wakil rakyat menawarkan dan mencari solusi untuk kepentingan masyarakat, bukan create pernyataan kontroversi di media,” ucapnya.
Menurut Wawandika, wajar saja Kepala BP Batam yang juga Wali Kota Batam (ex-officio) menjadi sorotan ditengah persoalan tingginya tingkat pengangguran di kota yang dipimpinnya.
“Tidak mungkin nelayan pesisir yang disalahkan. Jadi jika ada komentar terkait kinerja buruk BP Batam maka jangan baper, harusnya introspeksi, atau kalau tidak siap dengan kritikan rakyat ya mundur, bukan berdalih ini dan itu, jika komentar dan sikap wakil rakyat saja disayangkan apalagi komentar rakyat yang diwakili,” jelasnya.
Wawandika menambahkan, persoalan pengangguran bisa ditemui di sejumlah kawasan industri di Batam. Ia menilai ada ketidakseimbangan antara perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja.
“Alasan yang terus diungkapkan BP Batam selalu saja cari investor cari investor, nanti ketika investor datang tanah sudah habis dibagi-bagikan ke sana-sini gak jelas,” tegas Wawan memimpin organisasi masyarakat yang penasihatnya adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua I DPRD Kepri Rizki Faisal menilai BP Batam selama ini merilis angka-angka investasi yang masuk ke Batam namun hal tersebut tidak berdampak langsung ke masyarakat. Fakta di lapangan, masih terdapat ribuan masyarakat yang mencari pekerjaan.
Dilansir dari data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Batam adalah 9,6 persen per Agustus 2022, tertinggi di Kepri. Pria yang biasa disapa RF ini juga mempertanyakan langkah-langkah BP Batam dalam mengendalikan dan mengurangi tingginya angka pengangguran tersebut.
“Bagi saya apa yang dilakukan Rudi sebagai Kepala BP Batam itu gagal. Karena selama ini BP Batam hanya terus mengejar infrastruktur dan tidak ada dampak pada perekonomian masyarakat,” sebut Rizki Faisal.
Dia juga berharap BP Batam tidak hanya fokus pada infrastruktur dan retorika semata.
Seperti diketahui, bursa kerja (job fair) yang diadakan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Batam pada Senin (07/11) lalu dengan jumlah pencari kerja (pencaker) membeludak. Saking berdesakan berebut memasukkan lamaran, beberapa orang sempat pingsan.
Panitia akhirnya menghentikan sementara pelaksanaan bursa kerja di paroh hari pertama Job Fair Batam 2022 di lapangan SP Plaza, Kecamatan Sagulung itu.
Banyak dari para pencaker yang kecewa dengan kejadian tersebut. “Harusnya panitia lebih siap dan bisa memperkirakan kalau ini akan membeludak. Kalau panitia tak siap, ya jadinya kayak gini,” kata seorang pencaker. (*)