BatamNow – Tetiba saja PDIP banting setir seakan menyeruduk “kotak kosong”. Banteng moncong putih melegitimasi AWe, julukan Alias Wello-Dalmasri Syam, ikut kontestasi di pilkada Kabupaten Bintan.
“Jebat tidak mati”. Demikian judul puisi AWe dibacakan di Bintan, usai pendaftarannya di KPU Bintan, Jumat (11/9).
“Jatuh bangkit…Roboh telentang terguling, Terbanting, Terempas, Terguling, Lebam biram, Berdarah-darah”.
Begitu siluet perjuangannya untuk ikut serta di Pilkada Bintan.
AWe-Dalmasri Syam bapaslon Kabupaten Bintan memang nyaris tersingkir di pilkada Bintan. Itu, setelah PAN menarik rekomendasinya dan tetiba mengalihkan ke Apri Sujadi-Roby Kurniawan.
Sedari awal, sebenarnya PAN, dengan 1 kursi dari total 25 kursi di DPRD Bintan, memang merekomendasikan Apri-Roby, tapi mendadak dialihkan ke AWe-Dalmasri.
Tapi entah mengapa, seolah memainkan jurus “mabok”, dalam hitungan jam, 3 September 2020 itu, PAN ngerem mendadak lalu berbalik arah lagi ke Apri-Roby.
Awe pun merasa terhempas oleh jurus mabok PAN. Tak kuat hanya dukungan 4 kursi dari Partai Nasdem. Dia dengan pasangannya nyaris roboh, terguling.
PDIP dengan 3 kursi, yang sampai pendaftaran awal ke KPU, masih bertahan di koalisi gemuk mendukung Apri-Roby.
Apri-Roby diusung 6 partai politik,antara lain partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PDIP, Partai Hanura dan PAN dengan dengan 21 kursi.
Dan di luar dugaan banyak pihak, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bintan menunda pengumuman peserta bacalon. Lalu memperpanjang masa pendaftaran. Ini untuk menghindari Apri-Roby melawan kotak kosong. Waktu perpanjangan pendaftaran pun dilakukan terhitung 10 sampai 12 September 2020.
KPU pun mengumumkan memberikan kesempatan kepada partai pendukung, bisa menarik dukungannya yang pertama lalu mengalihkannya ke bapaslon yang nyaris keok.
Penundaan dan perpanjangan pendaftaran tahapan pencalonan ulang oleh KPU Bintan itu, dengan No 568/PL.02.2-PU/2101/Kab/IX/2020. Diteken Ketua KPU Bintan, Ervina Sari, 7 September 2020.
Ternyata untuk daerah yang bapaslonnya hanya satu dan nyaris melawan kotak kosong adalagi aturan khusus memberi waktu kepada partai untuk berpaling.
Pada injury time, PDIP pun banting setir. Banteng moncong putih dengan 3 kursi di DPRD Bintan berbalik arah mendukung AWe. Ini tentu atas rekomendasi Ketum PDIP Megawati Soekarnon Putri.
Akhirnya AWe pun selamat. Demokrasi di Bintan pun berjalan tanpa kotak kosong. Itu setelah KPU mengumumkan hasil terakhir. Sahlah dua bapaslon di Kabupaten Bintan, kontestan pilkada 9 Desember 2020.
“Bangkit dan bangkit, kau kira aku kalah”, begitu antara lain bait bait puisi AWe.
Kita tak tau kalkulasi politik apa yang dimainkan PAN sehingga jurus “mabok” itu terjadi. Sebaliknya, manuver kali ini dari PDIP bisa jadi bukan tanpa kalkulasi. Kesempatan ini mereka lakukan momen membangun trust bagi 108 ribu pemilih terdaftar di Bintan.
PDIP menjadi trending, paling tidak di lini masa Bintan, bahwa mereka punya andil menyelamatkan demokrasi di sana. Asumsinya, tak hanya bagi pemenangan Awe-Dalmasri, target marketnya paling tidak menambah suara untuk memenangkan bapaslon PDIP di Provinsi Kepri, yakni Suryo-Iman.