BatamNow-Pemerintah akan membangun Rumah Sakit (RS) penyakit menular (Corona) di areal eks camp pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Kota Batam. Kebijakan pemerintah ini untuk mengantisipasi perkembangan Corona Virus yang mulai ditemukan penderita positif di Indonesia.
Sesuai perintah Presiden Jokowi, penyelesaian RS Corona ini akan dikebut sebulan ke depan untuk dapat digunakan secepatnya. RS yang akan dibangun itu dengan merenovasi RS eks pengungsi yang tak lagi berfungsi itu.
Untuk merealisasikan kebijakan Jokowi ini, tim dari pemerintah pusat sudah tiba di Batam, antara lain Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beserta tim.
Pulau Galang Sudah Menjadi Situs Sejarah
Nyat Kadir tak sependapat dengan pemerintah yang akan membangun Rumah Sakit (RS) menular (virus Corona atau COVID-19) di Pulau Galang. Bahkan anggota DPR RI dari dapil Kepri itu meminta pemerintah meninjau ulang rencana di pulau eks pengungsi Vietnam itu. Alasan mantan Wali Kota Batam itu karena di Pulau Galang adalah kawasan situs sejarah, cagar budaya dan objek wisata favorit mancanegara dan lokal.
“Saya sangat mendukung usaha Presiden Jokowi untuk mendirikan Rumah Sakit Khusus itu. Namun alternatif memilih camp Vietnam di Galang itu hendaknya dipertimbangkan kembali,” kata Tokoh Melayu itu, Rabu (4/3/2020). Menurut Nyat (panggilannya), situs sejarah harusnya tetap dipertahankan dan tidak dimasukkan program lain seperti Rumah Sakit Khusus Penyakit Menular yang justru memberikan dampak psikoligis rasa khawatir kepada para pengunjung dan masyarakat sekitar.
Camp pengungsian “manusia perahu” Vietnam di Pulau Galang ini berdiri dari tahun 1979 hingga 1996. Di Pulau seluas 250 hektar itu berdiri bangunan bersejarah yakni Rumah Sakit, Gereja, Museum, kapal yang digunakan eks pengungsi Vietnam saat itu dan bangunan bersejarah lainnya.
Harus Jauh dari Pemukiman
Pada akhirnya, tambahnya, objek wisata sejarah, wisata edukasi tersebut tidak akan bermakna lagi. “Sebaiknya dipilih tempat kosong yang jauh dari penduduk setempat. Masih banyak lokasi di daerah lain yang dekat dengan bandara,” ujarnya. Dengan demikian, kalau lokasinya sudah terisolir lalu dibangun yang baru dan modern, malah bisa menjadi wisata kesehatan seperti di negara tetangga seberang Batam.
“Jadi berbuat sekaligus untuk jangka panjang dan visioner,” ujar budayawan Melayu Riau-Kepri ini. Lalu bagaimana bila pemerintah tetap ngotot menetapkan Pulau Galang lokasi Rumah Sakit Menular termasuk Corona?
”Saya hanya punya kuasa memberikan saran dan pertimbangan sebagai perwakilan dapil Kepri,” jawabnya. Dia lalu menyarankan alternatif. Masih ada ribuan lokasi yang tidak menimbulkan kontroversi. Itu pun, tambah seniman ini, semua terserah keputusan pemerintah mencari yang terbaik. Dalam mengkritisi pembangunan RS menular ini kapasitas Nyat Kadir sebagai seniman, budayawan juga peminat sejarah.
Tetap Menghargai Upaya Pemerintah
Bagaimanapun, ujar legislator dari Nasdem ini, dia sangat menghargai upaya pemerintah yang melindungi rakyatnya dalam arti luas. “Saya menyampaikan ini bukan kapasitas saya dari partai koalisi,” katanya mengingatkan.
Lokasi lain, katanya, yang punya akses di darat masih banyak. “Masih banyak provinsi lain yang mudah dijangkau dari airport,” ujarnya.
Sebagaimana dijelaskan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pemerintah telah menunjuk Pulau Galang untuk didirikan RS khusus pasien penyakit menular.
Untuk pilihan pertama dengan merenovasi RS eks Camp Pengungsi Vietnam di sana. Selain Panglima, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sudah meninjau ke Pulau Galang, Rabu (4/3).
Rencana pemerintah, RS ini dapat menampung seribu pasien. Di sana juga akan disiapkan ruang isolasi sebanyak 50 kamar.
Kawasan wisata ex camp vietnam yang berada di Pulau Galang. (F.kumparan.com)