BatamNow.com, Jakarta – Baru-baru ini, beredar informasi soal posisi proning bisa membantu pasien COVID-19 yang mengalami sesak napas dan penurunan tingkat saturasi oksigen. Bukan teknik baru, proning sudah lama dikenal di kedokteran. Namun ditegaskan, proning hanya sebagai pertolongan pertama.
Dilansir detikhealth, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR menjelaskan, kekurangan oksigen disebabkan kerusakan paru yang menyebabkan proses pertukaran oksigen terganggu. Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah asupan oksigen.
Mengingat, gas oksigen pada udara terhitung hanya 21 persen sehingga pasien sesak napas membutuhkan bantuan suplementasi oksigen.
“Yang pertama paling penting adalah tambahan oksigen. Kedua, boleh melakukan prone harus dilakukan secara bersamaan supaya masyarakat tidak keliru bahwa prone position bisa memperbaiki saturasi. Prone position harus dibarengi suplementasi oksigen,” terangnya pada detikcom, Selasa (06/07/2021).
Benarkah posisi proning bisa membantu?
dr Agus menjelaskan, posisi prone atau proning memang disarankan sebagai langkah pertolongan pertama pada sesak napas. Pasalnya, saat tidur telentang, fungsi paru di bagian punggung cenderung tidak maksimal karena tertekan di belakang.
“Maka itu, prone position pada kondisi seperti ini disarankan untuk membuka area-area belakang supaya daerah paru di belakang terjadi fungsi maksimal sehingga oksigenasi bertambah,” jelasnya.
Namun ia tekankan, langkah ini harus dibarengi suplementasi oksigen dan penanganan rumah sakit.
“Bagaimana pun caranya, wajib ke rumah sakit. Kalau di rumah, risiko mortalitas sangat tinggi karena terjadi kerusakan paru lebih luas. Hanya ada di rumah sakit, tidak bisa dilakukan di rumah obat-obat dalam bentuk infus injeksi memang kita harus tahu betul bahwa kondisi itu berisiko kalau sudah butuh oksigen,” pungkas dr Agus.(*)