BatamNow.com – Badan Usaha (BU) Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) BP Batam kini disibukkan dengan operasi penindakan illegal connection aliran air minum.
Hal tersebut maksudnya untuk mengurangi tingkat loses (kehilangan) aliran air kehidupan manusia milik BU SPAM Batam itu.
Penindakan bagi para pelaku illegal connection melibatkan tim gabungan hingga personel TNI dan aparat lainnya.
Entah separah apa resistensi di lapangan sehingga dengan tim gabungan turun mem-back up “operasi” itu.
Tapi cobalah menoleh ke Waduk Duriangkang. Kondisi dam itu kini diselimuti gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes).
Pihak SPAM Hulu seperti membiarkan tumbuhan “sampah” itu berkecambah di Waduk Duriangkang.
Gulma eceng gondok itu, kini, menutupi sebagian permukaan air waduk seluas 2.340 hektare dengan daerah tangkapan air 79 km².
“Ya pak, eceng gondok tumbuh subur ini mungkin belum waktunya BP Batam panen raya pak,” kata warga menjawab BatamNow.com seperti bercanda.
Pantauan BatamNow.com di lapangan terlihat tumbuhan eceng gondok di tepi Waduk Duriangkang, mulai dari simpang Bagan ke simpang Bagan Dalam atau sepanjang 73 tiang lampu listrik x 40 meter.
Di seberang Jalan Raya Kampung Bagan itu, eceng gondok tumbuh paling subur di dekat spillway (pelimpah) waduk, membentang sekitar 460 meter dan menjalar ke arah dalam perairan, posisinya di seberang Polsek Sei Beduk hingga Perumahan Bagan Asri Residence.
Kemudian, di sisi kiri Jalan S Parman menuju Tanjung Piayu (depan Pintu 3), eceng gondok juga menutupi sebagian besar tepi Waduk Duriangkang. Lokasinya, tepat sebelum Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Piayu.
Direktur BU SPAM BP Batam Denny Tondano belum merespons beberapa poin konfirmasi redaksi BatamNow.com. Poin konfirmasi dikirimkan pada Kamis (23/03/2023), sekitar pukul 16.41.
“Sebentar lagi kami jawab pertanyaannya lewat Biro Humas BP Batam,” kata Denny pertelepon pada Jumat (24/03) sekitar pukul 10.02.
Namun hingga pukul 16.00, jawaban tertulis dari Biro Humas BP Batam yang kerap mendapat penghargaan “keterbukaan informasi” itu belum didapat redaksi BatamNow.com.
Dan selama ini Kabiro Humas BP Batam Ariastuty Sirait pemilik harta kekayaan Rp 3,5 miliar versi LHKPN itu tertutup kerap bungkam menjawab Redaksi BatamNow.com.
Catatan redaksi media ini, BP Batam kerap pamer memiliki harvester sebagai unit alat canggih pembasmi atau pembersih eceng gondok di permukaan air waduk.
Tentu keberadaan mesin harvester itu lewat satu proses pengadaan menggunakan anggaran BP Batam.
Namun entah di mana kini alat yang diklaim canggih itu, keberadaan eceng gondok di Waduk Duriangkang semakin membuat “gondok”.
Menurut sumber BatamNow.com, hampir setiap tahun BP Batam menganggarkan biaya pembasmian eceng gondok dalam konteks pemeliharan waduk.
Sebagai contoh dalam program kerjanya tahun 2021 BP Batam menganggarkan sejumlah biaya untuk Waduk Duriangkang.
Antara lain, revitalisasi waduk Rp 10 miliar, pembangunan sedimentasi trap dan trash rack waduk Rp 13 miliar, pemagaran kawasan waduk Rp 13 miliar dan pembersihan eceng gondok Rp 5 miliar.
Meski dengan anggaran sebesar dijelaskan di atas, eceng gondok makin subur meski belum “panen raya”.
Dan BP Batam sendiri dalam beberapa kesempatan mengakui keberadaan eceng gondok di beberapa waduk sangat tidak baik karena merusak lingkungan.
Akibat buruk dari kecambah eceng gondok, yakni mengurangi tingkat kualitas kesehatan air baku dam yang akan diproses lewat Instalasi Pengolahan Air (IPA) menjadi air minum. Selain itu mempercepat terjadinya sedimentasi (pendangkalan) waduk dan dampak buruk lainnya.
Biasanya pertumbuhan gulma perairan yang mengapung ini menjalar sangat cepat.
“Sebenarnya BP Batam sudah harus panen pak, mungkin harga pasaran belum cocok,” tambah warga nelayan bercakap di dam itu.
Beberapa orang nelayan tampak dengan beberapa sampan kayunya di atas permukaan air waduk di sana.
Padahal, sebenarnya, keberadaan para nelayan waduk ini dilarang, namun entah mengapa mereka bisa bebas mencari ikan di sana. Bahkan mereka ada yang mendirikan pondok singgah berukuran sekitar 2 meter x 2 meter, dekat lokasi parkir sampannya.
Itu makanya sekeliling areal Waduk Duriangkang dilakukan pemagaran dengan biaya yang tak tanggung.
Pada tahun 2021 itu BP Batam merencanakan anggarannya Rp 13 miliar untuk pemagaran waduk.
Baru-baru ini tim BU SPAM BP Batam terlihat berada di areal waduk dalam rangka penutupan pintu air untuk menaikkan tinggi permukaan air dam.
Mungkin juga sekaligus melakukan survei rencana “panen raya” eceng gondok sebagaimana canda para nelayan di sana. (red)
[…] Baca Juga: Eceng Gondok Tumbuh Subur di Waduk Duriangkang,… Baca Selengkapnya