BatamNow.com – Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa angka kelahiran di Malaysia tahun 2020 mencapai titik terendahnya. Hal ini dikarenakan tingkat kesuburan wanita yang menurun di Negeri Jiran itu.
Dilansir CNBCIndonesia.com, mengutip media lokal The Star, Kepala Statistik Datuk Seri Dr Mohd Uzir Mahidin mengatakan tingkat kesuburan total (TFR) negara itu turun menjadi 1,7 bayi tahun 2020 lalu, dibandingkan dengan 1,8 bayi pada 2019.
“Tingkat kesuburan 2020 adalah yang terendah dalam empat dekade. Pada tahun 1970, angkanya adalah 4,9 anak per wanita,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis (14/10/2021) setelah rilis “Statistik Vital Malaysia 2021” yang diterbitkan oleh departemen itu.
Data ini sendiri membuat negara persekutuan itu memiliki angka TFR di bawah standar tingkat penggantian yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).Tingkat penggantian adalah tingkat kesuburan yang diperlukan untuk menjaga kestabilan populasi dari generasi ke generasi.
“Sejak 2013, tingkat kesuburan Malaysia berada di bawah standar penggantian PBB sebesar 2,1 bayi.”
Dr Mohd Uzir menyebut bahwa penurunan ini dialami oleh semua etnis yang dominan di negara itu yakni Melayu, Tionghoa, dan India.
“TFR Melayu turun dari 2,6 bayi menjadi 2,2 bayi. Untuk Tionghoa, turun dari 1,5 bayi menjadi 1,0 bayi, dan di antara etnis India, 1,7 bayi menjadi 1,2 bayi pada tahun 2020.
Lebih lanjut, kepala statistik tersebut menambahkan bahwa penurunan ini disumbangkan oleh peningkatan tingkat pendidikan dan bertambahnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
“Selain itu, faktor-faktor seperti peningkatan rata-rata usia kawin pertama, urbanisasi, perubahan gaya hidup, status ekonomi, dan peningkatan penggunaan metode KB juga berkontribusi terhadap tren penurunan kelahiran,” tambahnya.
Mengutip laman yang sama, Malaysia memiliki tiga negara bagian yang paling subur. Yakni Terengganu (2,9 bayi), Putrajaya (2,8) dan Kelantan (2,7). (*)