BatamNow.com, Jakarta – Harga gula terpantau naik lagi, kini mencapai Rp 15.800 per kg untuk premium dan Rp 14.700 per kg gula pasir lokal. Harga ini melampaui eceran tertinggi yang diimbau Kementerian Perdagangan (Kemendag), yakni Rp 13.500 per kg. Di pasar ritel modern, pasokan gula mulai ada tanda-tanda mulai seret pasokannya.
Dilansir CNBC Indonesia, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PHPS) mencatat, harga rata-rata nasional gula pada 6 April 2022 naik Rp 150 untuk premium dan Rp 400 untuk gula lokal, dibandingkan sehari sebelumnya.
Harga termahal gula premium terjadi di Papua Barat yang bertengger di Rp 20.500 per kg. Sedangkan harga terendah di Riau, bertengger di Rp 12.900 per kg.
Untuk gula pasir lokal, harga tertinggi juga terjadi di Papua Barat, yakni Rp 17.000 per kg dan terendah di Kepulauan Riau dengan harga Rp 11.450 per kg.
Menurut Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan, pergerakan harga saat ini ada di fase pertama, yakni pekan menjelang dan awal Ramadan.
“Gula pasir yang memang barangnya sampai detik ini masih langka naik dari Rp 13.500 ke Rp 14.500,” kata Reynaldi dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (06/04/2022).
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi) Aris Toharisman telah mengingatkan potensi keterbatasan pasokan gula. Menyusul masih minimnya realisasi impor gula mentah (raw sugar), meski pemerintah sudah memberikan izin untuk impor sekitar 1,1 juta ton gula untuk tahun 2022.
Di sisi lain, kata Aris, musim giling tahun ini akan bergeser ke pertengahan atau akhir Mei 2022, atau setelah Lebaran. Meski, di beberapa titik di Sumatera sudah mulai giling sejak Maret 2022.
Karena itu, pemerintah diminta mendesak pemilik izin impor segera merealisasikan pemasukan gula tersebut.
Sebanyak 250 ribu ton diantaranya diberikan kepada PTPN III Holding Perkebunan. Dimana, dari total kuota tersebut, sebanyak 150 ribu ton berupa gula kristal putih (GKP) untuk siap konsumsi.
Kemudian, PTPN III Holding Perkebunan juga mendapat kuota impor raw sugar (gula kristal mentah) sebanyak 100 ribu ton. Dan, BUMN pangan, PT RNI (Persero) mendapat kuota impor sebanyak 57 ribu ton raw sugar.
Artinya, swasta mendapat kuota izin impor hampir 800 ribu ton. Izin tersebut sebagai bagian dari fasilitas insentif dari pemerintah untuk investasi baru pabrik gula (PG).
Aris mengatakan, masuknya gula impor tersebut akan menambah pasokan di dalam negeri. Terutama di saat Ramadan yang biasanya mendongkrak konsumsi 10-15% dibandingkan bulan biasa.
“Sampai Lebaran saya kira akan masuk semua sisa kuota impor raw sugar swasta, ada sekitar 772 ribuan ton lagi. Kebutuhan sampai Lebaran bisa ter-cover,” kata Aris kepada CNBC Indonesia, Jumat (01/04).
Marketing Director Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dwi Sutoro mengungkapkan, pihaknya telah merealisasikan importasi 105 ribu ton gula kristal putih (GKP). Masuk melalui pelabuhan di Medan, Jakarta, dan Makassar.
“Untuk GP impor 105.500 ton bisa diedarkan mulai minggu ini dan izin edar BPOM kita peroleh awal minggu ini,” kata Sutoro kepada CNBC Indonesia, Jumat (01/04).
Untuk penugasan impor raw sugar, lanjut dia, grup PTPN mendapatkan alokasi 100 ribu, dimana 25 ribu ton diantaranya telah mendarat di Medan dan sekarang sedang diolah di pabrik gula PTPN yang berlokasi di Sumatera Utara.
“Sisanya 75 ribu ton raw sugar akan mendarat di surabaya sekitar pertengahan April (15 April 2022),” kata Sutoro. (*)