BatamNow.com, Jakarta – Pemerintah Malaysia lewat Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan bagi pelancong atau para traveler yang sudah divaksinasi penuh dan ingin masuk ke Malaysia mesti menjalani masa karantina yang dikurangi dari 10 hari menjadi 7 hari mulai Senin (18/10/2021).
Dilansir CNBCIndonesia.com, hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin pada hari Sabtu (16/10), dilansir The Star, Asia News Network.
Menteri Kesehatan mengatakan bahwa selain para pelancong yang memasuki Malaysia, orang dengan kontak erat kasus Covid-19 dan individu yang diberi perintah pengawasan juga akan dikenakan masa karantina selama 7 hari asalkan mereka telah divaksinasi sepenuhnya.
Khairy mengatakan, mereka yang dikenai pengurangan hari dalam karantina ini termasuk berlaku bagi warga negara, penduduk tetap, ekspatriat, korps diplomatik atau orang asing lainnya yang diizinkan masuk ke negara itu dari luar negeri oleh Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia.
Orang-orang yang kembali dari daerah infeksi berisiko tinggi juga diizinkan mendapatkan pengurangan masa karantina mereka, asalkan ada vaksinasi.
“Semua individu yang disebutkan di atas tunduk pada pengurangan masa karantina wajib ini, yang berlaku mulai 18 Oktober,” kata Khairy, dalam keterangannya.
“Sementara itu bagi yang belum divaksinasi atau belum melengkapi dosis vaksin Covid-19 harus menjalani masa karantina selama 10 hari,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa individu yang tidak divaksinasi atau belum menyelesaikan dosis vaksinasi mereka, dan saat ini masuk hari ke delapan atau lebih dari karantina wajib mereka juga dapat mengambil tes reaksi berantai polimerase (PCR, polymerase chain reaction) mulai Sabtu untuk mengakhiri isolasi mereka.
“Jika hasil tes Covid-19 negatif, mereka akan diberikan perintah keluar dari karantina pada 18 Oktober,” katanya.
Khairy menambahkan bahwa aturan yang ada saat ini relevan dan akan ditegakkan. Pihaknya pun mengingatkan kepada masyarakat untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
Kegagalan untuk mematuhi prosedur karantina merupakan pelanggaran di bawah Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 atau Prevention and Control of Infectious Disease Act 1988.
Sebelumnya pada Sabtu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob juga memberi ‘ultimatum’ kepada warganya yang belum divaksinasi di Malaysia agar segera mempertimbangkan mendapatkan suntikan Covid-19 demi menghindari kehilangan banyak fasilitas.
Perdana Menteri mengatakan, saat ini pemerintah memang belum mewajibkan vaksinasi Covid-19, sebab itu dia mumpung belum wajib, maka dia sangat mendorong agar warga yang belum divaksinasi untuk segera mendapatkan suntikan mereka.
“Kami belum membuat keputusan untuk membuat vaksin wajib. Tapi saya mendorong mereka yang tidak divaksinasi untuk mendapatkan suntikan. Warga [Malaysia] akan kehilangan banyak hak istimewa jika tidak,” katanya.
“Kamu tidak akan bisa kembali kampung (kembali ke kota asalnya) bahkan jika kamu belum kembali untuk waktu yang lama. Bahkan jika kamu mencoba menyelinap, kamu bisa tertangkap, seperti bagaimana polisi baru-baru ini menangkap dua orang. individu,” kata PM Ismail.
Malaysia telah membuka kembali perjalanan antarnegara bagian sejak 11 Oktober setelah negara itu mencapai angka 90% untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang sepenuhnya diinokulasi terhadap Covid-19.
Dia juga mengatakan bahwa mereka yang tidak divaksinasi tidak akan dapat pergi haji atau mungkin melakukan haji tahun depan ketika Arab Saudi mengizinkannya.
“Itu karena mereka hanya menerima pelancong yang divaksinasi lengkap,” kata Ismail pada konferensi pers setelah mengunjungi flat perumahan umum Seri Perak pada Sabtu pagi.
Dia juga mengatakan bahwa mereka yang tidak divaksinasi tidak dapat makan di restoran bersama keluarga mereka atau berdoa di masjid.
“Vaksinasi tidak wajib, tetapi saya mendorong Anda, pada kenyataannya, saya mendorong Anda untuk divaksinasi,” kata Ismail.
Kementerian Kesehatan melaporkan 7.509 kasus baru Covid-19 pada Sabtu, sehingga total infeksi kumulatif di negara itu menjadi 2.384.542.
Angka 7.509 itu adalah hari ke-14 berturut-turut Malaysia mencatat di bawah-10.000 kasus per hari, peningkatan besar dari jumlah harian tertinggi 24.599 kasus pada 26 Agustus – kurang dari dua bulan lalu.
Menurut data kementerian terbaru, sebanyak 89 kematian lainnya karena Covid-19 tercatat pada Jumat, dengan 19 kasus meninggal. Sekitar 67,5% dari total populasi Malaysia telah divaksinasi lengkap. (*)