BatamNow.com, Jakarta – Pada hasil pemeriksaan Covid-19 menggunakan tes PCR (polymerase chain reaction), biasanya dicantumkan hasil negatif atau positif dan angka CT value.
Penggunaan CT value juga kerap dijadikan indikator penentu apakah pasien Covid-19 sudah pulih atau belum. Sebenarnya, apa itu CT value dalam hasil tes PCR?
Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo menjelaskan, bahwa CT value adalah angka yang muncul dari hasil PCR.
Dalam CT value, terdapat cut off point atau titik untuk menentukan hasil negatif Covid-19. Biasanya titik tersebut berada di angka 40, namun ada beberapa laboratorium yang menggunakan angka 35 ataupun 37.
“Artinya, jika laboratorium menggunakan angka 35 sebagai cut off, maka CT value di bawah 35 berarti positif (Covid-19). Kalau di atas 35 berarti negatif (Covid-19),” kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/02/2022).
Demikian pula pada laboratorium yang menggunakan cut off 40, apabila CT value di bawah angka tersebut, maka hasilnya akan positif. Sebaliknya, pada CT value di atas 40 menunjukkan hasil yang negatif.
“Sebetulnya angka ini kalau saran saya untuk orang awam jangan terlalu dipusingkan, kecuali kalau memahami biologi molekuler dari replikasi virus,” imbuhnya.
“Karena ketika virus bereplikasi ada polanya, kalau di infeksi hari ke nol tentu jumlah virus baru masuk katakan lah satu partikel. Satu partikel virus tentu perlu waktu untuk bertambah banyak,” sambung dia.
Selain itu, Ahmad menambahkan virus corona juga akan terdeteksi jika jumlah partikelnya sudah meningkat.
Sederhananya, ketika seseorang terpapar virus pada Senin, kemudian tes Covid-19 dilakukan di hari Selasa, kemungkinan virus belum bisa terdeteksi.
Namun, ketika tes dilakukan di hari Rabu, dan didapatkan hasil positif Covid-19, biasanya angka pada CT value-nya tinggi, dikarenakan jumlah partikel virus baru mulai meningkat.
“Jadi kalau CT value biasanya tinggi, karena jumlah partikel virus belum banyak. Seiring berjalannya waktu, jumlah partikel virus akan banyak sekali. Ketika ini terjadi, efek pada pasien bisa berbeda. Ada orang ketika virus sedang tinggi-tingginya, CT value menjadi rendah, CT value berbanding terbalik dengan jumlah virus,” paparnya.
Seseorang biasanya dikatakan memiliki jumlah partikel virus yang banyak, jika hasil CT value-nya berada di bawah 25. Sedangkan CT value di atas 25 mengartikan jumlah partikel virus lebih sedikit.
“Rata-rata biasanya dipakai kira-kira di angka 25, karena angka ini berkorelasi dengan eksperimen di laboratorium yang mengambil sampel swab (usap) dari pasien di cawan laboratorium,” ujar Ahmad.
“Lalu kita bandingkan cawan milik pasien yang CT value-nya di atas 25, maka jumlah partikel virus yang tumbuh lebih sedikit daripada cawan pasien yang CT value-nya di bawah 25,” katanya.
CT value rendah tidak mengartikan keparahan penyakit
Di tengah lonjakan kasus Covid-19 pada anak-anak, banyak orangtua yang khawatir saat mengetahui CT value anaknya yang terinfeksi Covid-19 sangat rendah.
Terkait hal ini, Ahmad menegaskan, bahwa CT value rendah tidak berhubungan dengan keparahan penyakit dari pasien. Seperti yang dikatakannya, tinggi atau rendahnya CT value hanya berkorelasi dengan jumlah partikel virus.
“Enggak ada hubungannya angka CT value rendah dengan keparahan penyakit. Karena kalau kita mau melihat itu (keparahan penyakit), harus melihat data secara keseluruhan,” ungkap Ahmad.
jumlah partikel virus, katanya, tidak selalu tinggi. Misalnya saja setelah 10 sampai 14 hari dari infeksi pertama, jumlahnya akan menurun secara alamiah.
Akan tetapi, kondisi ini dapat dikecualikan bagi pasien memiliki autoimun, memiliki penyakit penyerta (komorbid), serta lansia yang kemungkinan memerlukan waktu lebih lama bagi virus untuk berkurang.
“CT value bisa membantu memahami perjalanan virus, jadi sedang ada di fase mana, apakah di awal infeksi, di tengah infeksi atau di akhir infeksi. Maka buat orangtua, enggak perlu memikirkan CT value, karena tujuan mereka PCR untuk mengetahui anaknya sakit biasa atau karena Covid,” terang Ahmad.
Lantas, kapan kita sudah boleh keluar rumah setelah terinfeksi Covid-19?
Menurut dia, untuk mengetahui apakah Anda sudah boleh kembali beraktivitas di luar adalah dengan melihat beberapa aspek, di antaranya gejala yang sudah hilang, maupun telah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
Biasanya, saat melakukan PCR kembali hasil CT value akan tinggi, yang mana ini menandakan jumlah partikel virus sudah berkurang.
“Kalau masih ada gejala, lebih baik di rumah saja. Jadi (boleh keluar rumah kalau) batuk sudah hilang, tidak ada demam, sudah tidak nyeri atau pegal lagi. Jadi yang dilihat gejalanya, bukan CT value-nya, itu yang paling penting,” pungkasnya. (*)
sumber: Kompas