BatamNow.com, Jakarta – Mutasi virus corona (Covid-19) E484K, menghebohkan dunia. Pasalnya sekitar 70% pasien yang dites positif di sebuah rumah sakit Jepang membawa mutasi ini.
Dilansir CNBCIndonesia.com, mutasi E484K, yang dijuluki “eek” oleh beberapa ilmuwan, ditemukan pada 10 dari 14 orang yang terinfeksi di RS Medis Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo pada Maret. Mutasi ini diketahui mengurangi perlindungan vaksin itu.
Hal ini membawa kekhawatiran baru mengenai penyebaran varian baru corona. Pasalnya mutasi ini ditemukan pada varian-varian yang memiliki beberapa keunggulan dalam penyebarannya dibanding varian Covid-19 biasa.
Lalu negara mana sajakah yang telah mencatatkan temuan mutasi baru ini? Berikut daftarnya:
1. Afrika Selatan
Afrika Selatan menjadi negara pertama yang mencatatkan kasus atas E484K. Mutasi ini menempel pada varian B1351yang berkembang di negara itu.
Dilansir BBC News, mutasi yang menempel ini dapat membantu virus B1351 menghindari sistem kekebalan seseorang. Eek juga dapat mempengaruhi seberapa baik vaksin virus corona bekerja.
Kekhawatiran lain timbul karena mutasi ini menguatkan virus agar dapat menginfeksi kembali orang-orang yang sebelumnya telah terinfeksi bentuk asli virus dengan lebih efisien.
“Hal ini mungkin terjadi, sebagian, karena mutasi E484K dapat melemahkan respon imun dan juga mempengaruhi umur panjang dari respon antibodi penetral,” kata Lawrence Young, seorang ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick.
2. Inggris
Di negeri Ratu Elizabeth, mutasi ini menempel pada varian B117. Varian ini diklaim lebih kuat 70% dalam penyebarannya dibandingkan virus corona biasa.
Temuan varian B117 dengan mutasi E484K ditemukan di beberapa wilayah seperti Bristol dan Liverpool. Hal ini sempat membuat fasilitas kesehatan negara itu kewalahan dan membuat Perdana Menteri (PM) Boris Johnson menetapkan beberapa langkah penguncian.
3. Brasil
Mutasi E484K ditemukan dalam varian baru bernama P1 yang ditemukan dari empat pelancong asal Manaus, Brasil, yang sedang berkunjung ke Jepang.
Setelah itu, mutasi ini telah menyebabkan infeksi yang meluas di kota Manaus, meskipun fakta bahwa kota tersebut telah mengalami infeksi yang meluas pada bulan Mei.
4. Amerika Serikat
Mutasi E484K masuk ke Amerika Serikat (AS) melalui varian B117 Inggris. Mutasi itu pertama kali ditemukan di negara Bagian Oregon. Setelah itu mutasi ini ditemukan di beberapa negara bagian lain seperti Arizona, New Mexico, dan Texas.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mencatatkan virus itu dalam sebuah laporan akademik. Laporan itu juga menunjukkan kemungkinan bahwa vaksin akan mengalami penurunan efektivitas saat melawan mutasi ini.
“Vaksin tidak dapat mencegah orang menjadi terinfeksi secara ringan atau tanpa gejala. Dan jika yang terinfeksi masih menularkan virus ke orang lain yang tidak diimunisasi dengan baik, Covid-19 akan terus merenggut nyawa,” ujar ahli imunologi di Rockefeller University di New York, Dr. Michel Nussenzweig.
5. Malaysia
Otoritas Malaysia juga mendeteksi adanya dua kasus infeksi varian baru corona yang dikenal dengan B1525. Setelah dianalisis, varian ini menunjukkan adanya mutasi E484K.
Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah, mutasi E484K itu terdeteksi pada dua orang yang melakukan perjalanan dari Dubai, Uni Emirat Arab. “Mutasi ini dilaporkan mampu melawan sistem kekebalan tubuh,” jelas Noor Hisham yang dikutip dari Reuters.
6. Indonesia
Mutasi E484K atau varian Eek diketahui pernah masuk Indonesia sejak Februari 2021. Temuan ini didapat dari beberapa pemeriksaan sampel dari salah satu rumah sakit di Jakarta Barat.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, pasien dengan varian eek di Indonesia dinyatakan telah sembuh. Begitu pula dengan hasil tracing, ditemukan tak ada satupun yang dinyatakan positif corona dari kontak erat dengan pasien varian eek.
“Iya satu spesimen dari DKI Jakarta di bulan Februari dan saat ini sudah sembuh dia. Kita sudah men-tracing kasuk kontaknya dan tidak yang positif sampai saat ini,” jelas dr Nadia kepada detikcom, Selasa (06/04/2021).
Cara Menghindari Mutasi
Melihat beberapa varian yang ditunggangi mutasi ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), mengatakan bahwa mutasi ini harus diwaspadai. Pasalnya mutasi ini dapat membuat virus lolos dari antibodi manusia.
“E484K juga disebut sebagai “mutasi pelarian/ penghindaran/ escape mutation” karena dapat membuat virus lolos dari pertahanan tubuh manusia,” ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Ia membenarkan mutasi ini menyebabkan orang akan jadi lebih mudah terinfeksi ulang sesudah sembuh dari Covid-19. Maka itu ia menghimbau pemerintah dan masyarakat untuk melakukan beberapa langkah-langkah pencegahan.
“Empat pencegahan, pertama meningkatkan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak), kedua yaitu melakukan penelusuran kontak intensif pada keadaan khusus, ketiga adalah mengawasi kedatangan dari luar negeri, dan yang terakhir adalah meningkatkan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing,” tambahnya.(*)