BatamNow.com, Jakarta – Bagian hubungan masyarakat (humas) atau kerap disebut juga public relation (PR), memiliki peran sentral dalam sebuah perusahaan, lembaga atau organisasi, dalam hubungan dengan media. Sebab, sejatinya humas dan media akan selalu bersinggungan.
Bisa dikatakan humas adalah penyalur informasi kepada awak media sekaligus dengan bijak bisa meng-counter bilamana terjadi hal-hal yang kurang sedap di tempat di mana si humas berkarya.
“Seorang humas harus terbuka, transparan dan bertugas memberi informasi kepada publik, termasuk ke para jurnalis,” kata Arifin Pasaribu, salah satu pendiri Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) kepada BatamNow.com, di Jakarta, Kamis (05/01/2023) malam.
Jabatan humas, lanjut Arifin, harus diisi seorang yang memiliki kepribadian yang luwes, pengetahuan luas, cerdas serta memiliki kemampuan diplomatis yang baik karena akan berhadapan dengan banyak orang.
Dalam hubungan dengan media, sambungnya, seorang humas harus siap melayani para awak media, dengan bahasa yang baik dan santun tentunya.
“Kalau ada humas yang tidak mau melayani awak media dalam memberikan informasi atau penjelasan terkait hal-hal yang ditanyakan, misal soal perkembangan usaha, isu-isu terkini, dan lainnya, maka dia sangat tidak layak dan kompeten jadi pejabat humas,” kata Arifin.
Ditegaskannya, seorang humas tidak boleh menutup diri terhadap wartawan atau media. “Wartawan kan punya keperluan mencari informasi. Di situlah peran humas untuk bisa menjelaskan. Tidak boleh disepelekan teman-teman media ini,” tandas Arifin yang dulu pernah menjadi Humas Hotel Indonesia di awal-awal berdiri.
Dulu, kenangnya, kalau teman-teman media mau wawancara tamu-tamu penting yang menginap di HI, pasti lewat saya. “Pasti akan saya bantu komunikasikan. Karena itu dulu saya dekat dengan wartawan dalam dan luar negeri,” kisahnya.
Lalu bagaimana dengan sosok Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait, yang selama ini dinilai kurang friendly, terutama dengan BatamNow.com. Beberapa kali BatamNow.com mengkonfirmasi sebuah berita, melalui pesan WhatsApp hampir tidak pernah ditanggapi oleh Humas yang memiliki harta mencapai Rp 3,8 miliar lebih ini, menurut Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2021.
Terakhir, ketika dikonfirmasi soal kunjungan sejumlah petinggi BP Batam ke Korea Selatan yang melihat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di sana, Ariastuty pun tidak merespons, tanpa alasan jelas. Muncul persepsi, jangan-jangan memang ada yang sengaja ditutup-tutupi sehingga humas sendiri tidak berani buka suara, apalagi pejabat yang lain. Padahal, saat ini sudah ada UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Menilik penjelasan Arifin Pasaribu di atas, kalau seorang tidak friendly dalam menjalankan tugas humas, seharusnya diganti. Karena masyarakat butuh kejelasan dan penjelasan. Dan, media menjadi wahana publikasi yang bisa dibaca oleh masyarakat luas.
“Sangat disayangkan bila masih ada humas-humas yang menutup diri dan tidak kooperatif terhadap rekan-rekan media,” tambah Arifin.
Harus dipahami bahwa jabatan humas termasuk komponen yang sangat penting dalam sebuah organisasi/lembaga dan perusahaan. Bisa dikatakan humas adalah wajah dari suatu perusahaan atau organisasi.
Lalu, bagaimana kalau humas dalam sebuah lembaga/organisasi terkesan selalu menutup diri terhadap media? Patut dicurigai, banyak hal dari perusahaan itu yang disembunyikan. Dan organisasi atau perusahaan yang tertutup, tidak menutup kemungkinan kerap terjadi akrobat-akrobat “sirkus” di dalamnya. (RN)