BatamNow.com – Sekitar Juni 2022, ada rapat koordinasi (rakor) Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Balairung Sari BP Batam.
Kala itu Wali Kota Batam Muhammad Rudi yang memimpin. Rakor membahas penghijauan pinggiran beberapa jalan umum. Menanam bibit pohon jati emas sejumlah belasan ribuan.
Dalam rapat Rudi minta keterlibatan semua pihak untuk ikut menyukseskan kegiatan penanaman pohon jati emas di Batam.
Agaknya pesan dari narasi yang disampaikan Rudi yang juga Kepala BP Batam itu sepertinya berapi-api.
Bahkan ketika seremoni penanaman bibit pohon jati emas di proyek penghijauan itu, Rudi, ikut terjun ke lapangan.
Bahkan juga sampai urusan “njelimet” ia sempat nimbrung spontan: simbolis mengukur jarak dari satu bibit pohon jati emas ke pokok pohon jati emas lainnya.
Pohon ditanam berjejer di sepanjang tepi jalan. Luar biasa nian.
Namun kini nasib sebagian pohon yang ditanam secara masif pada Juni 2022 itu, nelangsa melihatnya.
Nelangsa, akibat sebagian diganggu dan dirusak aktivitas serta alat-alat berat yang mengerjakan proyek peningkatan beberapa ruas jalan arteri di Batam.
Hak hidup sejumlah pohon itu kini diusik. Lingkungan habitatnya terlihat diobok-obok.
Akibatnya, banyak bibit pohon jati emas keburu layu sebelum mekar. Layu ditindas alat berat yang mengeruk sana-sini untuk kepentingan pelebaran jalan.
Faktanya tak sedikit juga pohon yang ditanam sebelumnya diduga lesap ditimbun eks galian tanah di sana. Pantauan di lokasi, mulai dari buffer zone di seberang SPBU 14.294.719, sepanjang ±1 km tepi Jalan Sudirman dari arah Taman Dang Anom menuju Simpang Kepri Mall.
Rudi mestinya dapat mengecek kondisi ini di sela kesibukannya “berkampanye” rencana pencalonannya sebagai “Kepri-1”.
Pohon di tanam kini banyak terkulai.
Sebagai ilustrasi,—andai semua bibit pohon itu bisa ngomong, entah jeritan pilu apa yang akan disuarakannya.
Entah bagaimana pedih hidup yang tengah dialaminya. Sejumlah pohon itu bak ditimpa tsunami tanah longsor. Banyak diterpa gundukan tanah eks galian atau timbuhan.
Bisa saja pepohonan yang masih kecil itu tengah mengalami stres dan mungkin melebihi stress area pipa aliran air minum SPAM Batam yang kerap menjadi alasan BP Batam pada sengkarut pelayanan buruk suplai air minum ke masyarakat.
Tengoklah di pinggir jalan sepanjang jalan mulai dari fly over Laluan Madani ke arah bandara (Jalan Sudirman menuju Jalan Hang Tuah). Sejumlah pohon jati emas banyak yang terencat.
Pohon dibibit, pohon jati emas ditanam. Ditanam baru hitungan bulan yang harusnya masih butuh perawatan. Kondisi kekinian acak-acakan.
Publik pun banyak yang garuk kepala dan bahkan ada yang tepuk jidat sembari kebingungan.
Itu ihwal teknik yang dianggap nyeleneh dari BP Batam. Teknik cara baku penanaman pohon jati emas berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Sejumlah bibit pohon pada awalnya ditanam berderet masif di buffer zone sepanjang jalan. Jarak rata-rata bibit pohon itu sekitar 3 meter dari bibir aspal jalan existing.
Tak lama kemudian, lahan atau buffer zone di lingkungan deretan pohon jati emas itu diobok-obok tak keruan oleh aktivitas alat berat pengeruk pelebaran jalan.
Publik dengan akal sehatnya lalu bertanya tentang rasionalitas para ahli jalan dan penghijauan kota di BP Batam, dalam konteks menanam bibit pohon yang disemai atau ditanam.
Penghijauan dulu baru pelebaran jalan?
Bagi BP Batam “sarang” berkumpul para ahli atau insinyur lingkungan, ternyata memiliki teknik “mengagumkan”.
Tanam bibit pohon dulu di lingkungan buffer zone, baru kemudian buffer zone di-land clearing. Akibatnya, giliran hidup pepohonan yang tergolong “bayi” itu terlihat berantakan.
Teknik seperti ini membalik akal sehat bagi banyak orang. Apalagi rasionalitas para ahli lingkungan hijau dan estetika penataan perkotaan di luar lingkungan BP Batam.
BP Batam dan Pemko Batam, kini menggesa pengerjaan peningkatan pelebaran jalan. “Jalan-jalan akan kita lebarkan, penghijauan kita kembangkan agar kota ini menjadi indah, hijau dan nyaman,” Rudi kerap menyampaikan itu dalam sambutan di berbagai kesempatan.
Tapi agaknya ada yang ambyar mengusik pikiran. Antara penanaman jati emas dan pelebaran jalan seperti dikerjakan “aut-autan”.
“Rudi yang menanam, Rudi juga yang…” (ET/D)